Mohon tunggu...
Desfina Citra
Desfina Citra Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030024 uin sunan kalijaga yogyakarta

prodi ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gak Semua Cowo Sama Aja, Masa Sih?

6 Juni 2023   10:03 Diperbarui: 6 Juni 2023   10:06 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak dahulu hingga sekarang pun, perempuan selalu diajarkan untuk hati-hati terhadap laki-laki. Selama ini narasi yang diterima oleh perempuan adalah perempuan memang harus mampu mawas diri terhadap laki-laki, perempuan memang harus melindungi diri dari laki-laki, tidak hanya dari laki-laki yang tidak kita kenal, tetapi sangat tidak menutup kemungkinan bahwa kekerasan atau pelecehan seksual datang dari laki-laki yang kita kenal, bahkan orang terdekat kita.

Padahal culture seperti ini sangat merugikan perempuan. Jadi, wajar saja jika perempuan takut, resah, bahkan marah, karena perempuan merasa terbebani dengan stereotype yang ada dalam masyarakat.

Lalu akibat dari orang-orang "all man" tersebut, kita harus selalu mengingatkan mereka bahwa gerakan feminisme itu bukan untuk membenci laki-laki, bukan untuk mendominasi laki-laki, bukan untuk berada diatas laki-laki. Hal yang jelas terjadi yaitu, maskulinitas laki-laki terlalu rapuh, ego mereka terlalu tinggi untuk mengakui bahwa perempuan memang lebih sering dinomor duakan.

Bahkan ketika perempuan sedang bergerak untuk mendapatkan haknya, sebagai perempuan masih sering diingatkan untuk bersikap baik agar laki-laki merasa nyaman dengan pergerakan kita, agar laki-laki tidak merasa diserang. Jika perempuan terlalu agresif, perempuan akan dicap hypocritical.

Sebenarnya, secara tidak sadar laki-laki itu mempunyai tanggung jawab terhadap perempuan disekitarnya. Mungkin culture toxic terhadap perempuan masih eksis hingga saat ini karena di masyarakat sendiri laki-laki membantu untuk hal itu tetap ada dan laki-laki tidak protes saat ada diskriminasi terhadap perempuan. Padahal dengan diamnya laki-laki, mereka secara tidak langsung mengizinkan perempuan disekitarnya atau terdekatnya mengalami kekerasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun