Mohon tunggu...
Desfina Citra
Desfina Citra Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030024 uin sunan kalijaga yogyakarta

prodi ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Beauty Privilege, Enak Ya Jadi Orang Cakep?

24 Mei 2023   16:26 Diperbarui: 24 Mei 2023   17:33 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan bermasyarakat, tentunya terdapat yang namanya ketidaksetaraan. Dasar dari ketidaksetaraan ini bisa dari berbagai macam factor, contohnya yaitu ekonomi, ras, gender, agama, bahkan orientasi seksual tertentu. 

Hingga akhirnya terdapat orang-orang yang mendapatkan keuntungan secara cuma-cuma hanya karena status sosialnya mempunyai kekuasaan lebih besar di konteks sosialnya.

Banyak istilah privilege yang sering kita dengar, yaitu white privilege, class privilege, muslim privilege dan male privilege. Jika ada pihak yang diuntungkan dari suatu hal, pasti terdapat juga pihak yang dirugikan, biasanya pihak yang dirugikan akhirnya akan lebih sensitive atau was-was soal ketimpangan tersebut.

Contohnya yaitu ras berkulit hitam yang akan lebih peduli dengan rasnya dan soal isu rasisme, lalu perempuan yang lebih peduli dengan gendernya dan soal isu patriarki dan feminisme.

Jika diskusi tentang privilege lebih banyak dilakukan, maka itu akan semakin baik. Karena akan banyak orang yang sadar dan tidak akan meremehkan golongan tertentu yang pada akhirnya akan membongkar soal hal yang tumpang tindih tersebut.

Ketidaksetaraan dapat terjadi karena pihak yang diuntungkan dalam hal ini terus menerus melestarikannya. Karena saat kita berada di pihak yang diuntungkan maka akan cukup diistimewakan.

Banyak studi mengatakan bahwa terdapat karakteristik fisik yang hampir semua orang setuju jika karakteristik tersebut termasuk dalam kategori goodlooking. 

Karakteristik pada laki-laki dan perempuan yang dianggap attractive itu biasanya  adalah pertanda bahwa  orang tersebut lebih kuat dan memiliki badan yang lebih sehat. 

Contohnya, laki-laki dianggap sehat karena mempunya hormon testosterone yang tinggi,biasanya laki-laki yang mempunyai hormon testosterone yang tinggi maka akan dianggap goodlooking oleh hampir semua orang.

Jika perempuan dianggap lebih subur apabila hormon estrogennya lebih tinggi, nah perempuan seperti ini punya fisik yang kita anggap attractive, seperti kulitnya mulus, tulang pipinya lebih tinggi.

Orang-orang yang mempunyai daya tarik pada umumnya memiliki kehidupan yang lebih baik diberbagai aspek. 

Mereka dianggap lebih pintar, dianggap mempunyai personality yang lebih bagus, lebih mudah mendapatkan pasangan, dalam berkarir orang yang mempunyai daya tarik akan mudah mendapatkan pekerjaan, digaji lebih tinggi. 

Padahal berdasarkan studi, mereka tidak lebih pintar, tidak lebih produktif, ataupun, tidak lebih mahir daripada orang yang kurang goodlooking.

Namun, karena orang yang goodlooking biasanya mempunyai kepercayaan diri yang lebih tinggi, maka mereka terlihat lebih kompeten. 

Orang yang goodlooking secara umum mempunyai pengalam hidup yang baik, yang pada akhirnya hal itu bermanisfestasi dalam dirinya dan berpengaruh atas kesejahteraan hidupnya.

Jadi, beauty privilege itu memang ada. Tetapi layaknya isu sosial yang lain, beauty privilege ini tidak berdiri sendiri, melainkan termasuk dalam isu-isu lain, seperti dalam masyarakat yang dianggap cantik adalah perempuan yang berkulit putih yang sebenarnya hal ini juga termasuk dalam kategori rasisme.

Berbicara mengenai beauty privilege, sebetulnya cukup sulit. Karena, jika kita berbicara mengenai fisik maka terkesan agak awkward, dan jika yang buka suara itu adalah orang yang good looking maka ia akan dianggap kepedean.

Dan jika yang buka suara orang yang tidak goodlooking maka ia akan dianggap mengungkapkan kekesalannya pada orang yang goodlooking.

Secara umum ketika kita membiacarakan soal privilege, kita tidak bisa memukul rata bahwa orang yang goodlooking hidupnya akan selalu baik baik saja, karena poin penting dari privilege itu adalah intersectionality yaitu seorang manusia punya berbagai identitas, dan setiap identitas tersebut berinteraksi satu sama lain dan akan memberikan pengalaman unik.

Namun, tidak melulu beauty privilege memberikan dampak positif. Terdapat juga dampak negative dari beauty privilege, contohnya orang memiliki ekspektasi berlebih terhadap orang yang attractive, dan membangun pandangan yang tidak sehat terhadap fisik.

Pada akhirnya, kita tidak bisa menyalahkan orang-orang yang mendapatkan privilege. Karena itu bukanlah kesalahan mereka, yang perlu diubah yaitu bagaimana cara pandang masyarakat mengenai standar kecantikan itu sendiri. 

Bagi orang yang merasa dirinya tidak memiliki beauty privilege, jangan pernah takut dan insecure. Tunjukkan kemampuan terbaik dalam dirimu dan jangan bosan untuk menggali potensi lain dalam diri, karena penampilan bukanlah segalanya yang dibutuhkan dalam hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun