Mereka dianggap lebih pintar, dianggap mempunyai personality yang lebih bagus, lebih mudah mendapatkan pasangan, dalam berkarir orang yang mempunyai daya tarik akan mudah mendapatkan pekerjaan, digaji lebih tinggi.Â
Padahal berdasarkan studi, mereka tidak lebih pintar, tidak lebih produktif, ataupun, tidak lebih mahir daripada orang yang kurang goodlooking.
Namun, karena orang yang goodlooking biasanya mempunyai kepercayaan diri yang lebih tinggi, maka mereka terlihat lebih kompeten.Â
Orang yang goodlooking secara umum mempunyai pengalam hidup yang baik, yang pada akhirnya hal itu bermanisfestasi dalam dirinya dan berpengaruh atas kesejahteraan hidupnya.
Jadi, beauty privilege itu memang ada. Tetapi layaknya isu sosial yang lain, beauty privilege ini tidak berdiri sendiri, melainkan termasuk dalam isu-isu lain, seperti dalam masyarakat yang dianggap cantik adalah perempuan yang berkulit putih yang sebenarnya hal ini juga termasuk dalam kategori rasisme.
Berbicara mengenai beauty privilege, sebetulnya cukup sulit. Karena, jika kita berbicara mengenai fisik maka terkesan agak awkward, dan jika yang buka suara itu adalah orang yang good looking maka ia akan dianggap kepedean.
Dan jika yang buka suara orang yang tidak goodlooking maka ia akan dianggap mengungkapkan kekesalannya pada orang yang goodlooking.
Secara umum ketika kita membiacarakan soal privilege, kita tidak bisa memukul rata bahwa orang yang goodlooking hidupnya akan selalu baik baik saja, karena poin penting dari privilege itu adalah intersectionality yaitu seorang manusia punya berbagai identitas, dan setiap identitas tersebut berinteraksi satu sama lain dan akan memberikan pengalaman unik.
Namun, tidak melulu beauty privilege memberikan dampak positif. Terdapat juga dampak negative dari beauty privilege, contohnya orang memiliki ekspektasi berlebih terhadap orang yang attractive, dan membangun pandangan yang tidak sehat terhadap fisik.
Pada akhirnya, kita tidak bisa menyalahkan orang-orang yang mendapatkan privilege. Karena itu bukanlah kesalahan mereka, yang perlu diubah yaitu bagaimana cara pandang masyarakat mengenai standar kecantikan itu sendiri.Â
Bagi orang yang merasa dirinya tidak memiliki beauty privilege, jangan pernah takut dan insecure. Tunjukkan kemampuan terbaik dalam dirimu dan jangan bosan untuk menggali potensi lain dalam diri, karena penampilan bukanlah segalanya yang dibutuhkan dalam hidup.