Mohon tunggu...
Desyinta Chandra
Desyinta Chandra Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Universitas Trisakti

Mahasiswi S1 Akuntansi di Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tugas Mata Kuliah Etika Prof Dr Apollo (Daito)

18 Mei 2020   14:26 Diperbarui: 18 Mei 2020   14:33 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Etika Kebahagiaan / Etika Eudaimonia ( Aristoteles )

Aristoteles adalah salah satu murid terkemuka Plato (427-348SM), seorang tokoh pemikir idealis.

Etika Kebahagiaan 

Menurut Aristoteles, setiap tindakan manusia pasti memiliki tujuan, sebuah nilai. Tujuan akhir dari setiap manusia adalah kebahagiaan ( jika orang sudah merasa bahagia maka tidak ada yang akan diinginkan lagi ).

Menurt Aristoteles, aktifitas yang menyebabkan kebahagiaan harus dijalankan menurut asas "keutamaan". Hanya aktifitas yang disertai keutamaan yang dapat membuat manusia bahagia.

Dalam bahasa Yunani kebahagiaan dikenal dengan istilah eudaimonia (eUScauovia). Kata ini memiliki 2 suku kata "en" yang artinya "baik, bagus" dan daimon yang berarti "roh, dewa, kekuatan batin".

Eudaimonisme adalah pandangan hidup yang menganggap kebahagiaan sebagai tujuan segala tindak - tanduk manusia. Secara etimologi kebahagiaan berarti keadaan senang, tentram terlepas dari segala yang menyusahkan.

Aristoteles juga mengemukakan bahwa untuk dapat mencapai eudaemonia ini diperlukan 4 hal yaitu;

1. Kesehatan, kebebasan, kemerdekaan, kekayaan serta kekuasaan

2. Kemauaan

3. Perbuatan baik

4. Pengetahuan batiniah

Tujuan Etika:

1. Manusia dalam kenyataannya mencari kenikmatan ( hedonisme psikologis )

2. Manusia seharusnya mencari kenikamatan ( hedonisme etis )

3. Manusia seharusnya mengusahakan kebahagiaan sebesar - besarnya bagi diri sendiri ( hedonisme egoistis )

4. Kebahagiaan sebesar - besarnya untuk sebanyak -- banyaknya manusia ( hedonisme altruistis atau ultitarianisme )

Pemikiran Aristotelian ("Peripatetic")

Konsep eudaimonia: Kebajikan ini diperlukan walaupun tidak cukup untuk kehidupan eudaimonik: hanya orang - orang yang cukup beruntung untuk dididik, agak kaya, sehat, serta bahkan cukup tampan dapat mengejar eudaimonia. Esensi menjadi manusia ialah kemampuan dalam berpikir, serta kehidupan eudaimonik ialah mengejar keunggulan dalam akal (yang mengarah pada kebajikan).

Apa itu Etika Kebahagiaan ?
Yang Pertama apa kita harus terlebih dahulu mengenal apa itu Etika dan kebahagiaan ?

Menurut saya Etika adalah Perilaku atau cara bagaimana kita berperilaku dengan buruk / baik. Sedangkan kebahagiaan adalah rasa bersyukur. Mengapa saya mengatakan kebahagiaan adalah rasa bersyukur karena dimana jika sesorang selalu bersyukur dengan apa yang telah dimiliki maka dia tidak akan pernah mengeluh, merasa iri, dan selalu menikmati apa yang telah dipunyai sehingga dengan sendirinya akan merasa cukup sehingga selalu bersyukur dan dengan begitu manusia berbahagia. 

Jika manusia mengeluh maka akan selalu berpikir negatif merasa hidupnya sangat menderita karena didasari dengan rasa iri hati sehingga hidupnya menjadi tidak tenang, selalu gelisah sehingga tidak pernah bersyukur dengan apa yang telah dimiliki saat ini.

Beberapa orang berpikir kebahagiaan itu dinilai dengan materi. Mengapa orang berpikir seperti itu ? Kembali kepada rasa tidak bersyukur. Jika kita lihat apakah seseorang yang tidak memiliki materi ( uang ) tidak berbahagia?

Menurut saya tidak, cara sudut pandang setiap orang memiliki perbedaaan. Jadilah manusia yang melihat ke atas dan juga kebawah sehingga seimbang. Jangan hanya memandang keatas, jika hanya memandang keatas maka manusia akan merasa iri dengan apa yang telah orang lain punya, maka lihatlah ke bawah maka kita akan bersyukur.

Contoh saat ini Mr. A sudah memiliki tempat tinggal ( Rumah 2 Lantai ) namun dia selalu memandang temannya yang diatas (yang memiliki Villa 

yang besar) dan dia tidak merasa bahagia karena dia hanya memiliki rumah 2 lantai. Namun jika Mr. A lihat ke bawah dan ia renungkan seharusnya dia bersyukur telah memiliki rumah 2 lantai. Banyak orang disekitar yang tidak mempunyai rumah dan terpaksa tinggal di kolong jembatan.
menurut Kalian hidup siapa yang tidak memiliki penderitaan / kesusahan ?

Semua perilaku manusia baik/buruk akan diperhitungkan dan selalu dinilai entah sekecil apapun perbuatan baik / buruk yang dilakukan.

Semua orang mengharapkan hidup yang bahagia namun tidak diikuti dengan perilaku. Sama saja dengan manusia yang ingin menghapal lirik                   suatu lagu namun tidak pernah mendegarkan / menghapal lirik lagu itu. Artinya tanpa perilaku yang mendukung semua itu tidak akan tercapai                dengan sendirinya..

Mengapa orang tidak bahagia ?

Semua orang diberikan hak oleh yang Maha Kuasa untuk hidup berbahagia. Namun bagaimana itu Manusia memilih dan menjalankan kehidupannya ?
Semua rasa bahagia itu bergantung dengan apa yang kita lakukan / perbuat ( perilaku baik / buruk, salah / benar ). Jika manusia selalu melakukan perbuatan buruk dan salah bagaimana manusia dapat hidup berbagagia karena perbuatan buruk dan salah itu pasti akan dirasakan oleh diri sendiri dan saya mempercayai adanya hukum karma yang berlaku. 

Dalam hidup seseorang jika dia selalu berbuat jahat tidak pernah menolong / membantu orang bahkan mencekalakai / menyiksa ataupun membunuh orang ? apakah batin anda akan merasa tenang dan bahagia. Berbeda jika anda selalu berbuat baik dan benar walau sekecil apapun perbuatan baik yang anda lakukan batin anda akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan.

Jika anda selalu bersyukur dan berpikir positif maka batin anda pun akan menjadi tenang, nyaman sehingga akan bahagia.
Dalam kehidupan sehari -- hari banyak sekali hal-- hal yang dapat membuat manusia bahagia. Seperti menaati peraturan lalu lintas yang ada dalam berkendara, membuang sampah pada tempatnya, saling membantu, saling menghormati, dan membatu teman yang sedang kesusahan.

Jika anda menanam kebaikan maka anda akan memanen kebaikan. Jika ada menanam keburukan maka anda juga akan memperoleh keburukan.
Semua / setiap hal yang dilakukan akan sellau menjadi pertimbangan apakah manusia itu LAYAK / TIDAK LAYAK untuk berbahagia. Setiap orang memang layak untuk berbahagia. Tapi tidak semua perilaku yang diperbuat dapat dinilai untuk layak mendapatkan kebahagiaan yang sempurna / jangka panjang.

Bagaimana menjadi orang yang bahagia ?

Untuk mencapai kebahagiaan manusia hanya perlu memilih tindakan / perilaku apa yang akan dipilih ( baik / buruk ) dari perilaku yang telah dipilih akan terciptalah nilai untuk bahagia / tidak bahagia. Jika manusia selalu berperilaku baik dan benar maka nilai yang terus dikumpulkan akan mengarah pada kehidupan yang bahagia. Namun jika manusia selalu melakukan perilaku buruk maka ia perlu diarahkan untuk bahagia.

Untuk menjadi orang yang berbahagia maka selalu bersyukur dengan apa yang telah dimiliki, berbagi, berbuat baik, mengasihi sesama, maka hidup akan menjadi bahagia.

Terlebih dari semua itu manusia harus selalu mendekatkan dirinya kepada yang Maha Kuasa memohon akan perlindungan dan selalu berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing tanpa saling menjelek-jelekan kepercayaan yang satu dengan yang lain. Karena semua manusia adalah sama.

Manusia lah yang menciptakan Jurang / jembatan untuk menuju kebahagiaan. maka harus selalu bersyukur atas anugrah dan apapun yang telah dimilki.

Daftar Pustaka

Woods, Michael. 2005. Aristotle eudemian Ethics translated (book I,II, and VII) Oxford:clarendon press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun