Mohon tunggu...
Desyinta Chandra
Desyinta Chandra Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Universitas Trisakti

Mahasiswi S1 Akuntansi di Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tugas Mata Kuliah Etika Prof Dr Apollo (Daito)

18 Mei 2020   14:26 Diperbarui: 18 Mei 2020   14:33 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Beberapa orang berpikir kebahagiaan itu dinilai dengan materi. Mengapa orang berpikir seperti itu ? Kembali kepada rasa tidak bersyukur. Jika kita lihat apakah seseorang yang tidak memiliki materi ( uang ) tidak berbahagia?

Menurut saya tidak, cara sudut pandang setiap orang memiliki perbedaaan. Jadilah manusia yang melihat ke atas dan juga kebawah sehingga seimbang. Jangan hanya memandang keatas, jika hanya memandang keatas maka manusia akan merasa iri dengan apa yang telah orang lain punya, maka lihatlah ke bawah maka kita akan bersyukur.

Contoh saat ini Mr. A sudah memiliki tempat tinggal ( Rumah 2 Lantai ) namun dia selalu memandang temannya yang diatas (yang memiliki Villa 

yang besar) dan dia tidak merasa bahagia karena dia hanya memiliki rumah 2 lantai. Namun jika Mr. A lihat ke bawah dan ia renungkan seharusnya dia bersyukur telah memiliki rumah 2 lantai. Banyak orang disekitar yang tidak mempunyai rumah dan terpaksa tinggal di kolong jembatan.
menurut Kalian hidup siapa yang tidak memiliki penderitaan / kesusahan ?

Semua perilaku manusia baik/buruk akan diperhitungkan dan selalu dinilai entah sekecil apapun perbuatan baik / buruk yang dilakukan.

Semua orang mengharapkan hidup yang bahagia namun tidak diikuti dengan perilaku. Sama saja dengan manusia yang ingin menghapal lirik                   suatu lagu namun tidak pernah mendegarkan / menghapal lirik lagu itu. Artinya tanpa perilaku yang mendukung semua itu tidak akan tercapai                dengan sendirinya..

Mengapa orang tidak bahagia ?

Semua orang diberikan hak oleh yang Maha Kuasa untuk hidup berbahagia. Namun bagaimana itu Manusia memilih dan menjalankan kehidupannya ?
Semua rasa bahagia itu bergantung dengan apa yang kita lakukan / perbuat ( perilaku baik / buruk, salah / benar ). Jika manusia selalu melakukan perbuatan buruk dan salah bagaimana manusia dapat hidup berbagagia karena perbuatan buruk dan salah itu pasti akan dirasakan oleh diri sendiri dan saya mempercayai adanya hukum karma yang berlaku. 

Dalam hidup seseorang jika dia selalu berbuat jahat tidak pernah menolong / membantu orang bahkan mencekalakai / menyiksa ataupun membunuh orang ? apakah batin anda akan merasa tenang dan bahagia. Berbeda jika anda selalu berbuat baik dan benar walau sekecil apapun perbuatan baik yang anda lakukan batin anda akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan.

Jika anda selalu bersyukur dan berpikir positif maka batin anda pun akan menjadi tenang, nyaman sehingga akan bahagia.
Dalam kehidupan sehari -- hari banyak sekali hal-- hal yang dapat membuat manusia bahagia. Seperti menaati peraturan lalu lintas yang ada dalam berkendara, membuang sampah pada tempatnya, saling membantu, saling menghormati, dan membatu teman yang sedang kesusahan.

Jika anda menanam kebaikan maka anda akan memanen kebaikan. Jika ada menanam keburukan maka anda juga akan memperoleh keburukan.
Semua / setiap hal yang dilakukan akan sellau menjadi pertimbangan apakah manusia itu LAYAK / TIDAK LAYAK untuk berbahagia. Setiap orang memang layak untuk berbahagia. Tapi tidak semua perilaku yang diperbuat dapat dinilai untuk layak mendapatkan kebahagiaan yang sempurna / jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun