Mohon tunggu...
Desak MadeYoniartini
Desak MadeYoniartini Mohon Tunggu... Dosen - penulis

menulis adalah ekpresi rasa lewat kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pria Tua Pengayuh Sepeda

6 Desember 2023   12:26 Diperbarui: 6 Desember 2023   12:29 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Iya kek sama-sama, rumah kakek dimana? Mau kemana?”, tanya pria berbaju putih. Sementara aku hanya menyaksikan mereka berdua berbicara sambil menatap dengan lekat.

“Rumah saya di desa Pandan mau ke desa Ulir. Mau jenguk cucu sedang sakit”.

“Kenapa naik sepeda siang-siang kek, kan jauh?”, spontan aku bertanya. Terdengar kurang sopan, namun aku hanya penasaran.

“Saya hanya punya sepeda, saya tinggal sendiri, anak saya hanya satu dan sudah menikah, sekarang cucu sedang sakit. sudah 3 bulan saya tidak ketemu anak dan cucu saya”, air mata pria tuapun mulai mengalir. Entah mengapa aku terhanyut mendengarkan ceritanya, ada kesedihan yang terasa dari getaran suaranya.

Matakupun tak sengaja bertatapan dengan pria berkaos putih, bukan tatapan cinta, tapi kami berdua menatap karna iba.

Ku ambil tisu dalam tas, aku berikan kepada si pria tua untuk mengusap air matanya, dia sudah terlalu tua untuk bersedih, tapi inilah dunia, kesedihan tiada akhir. Pria tua lalu berdiri, berpamitan kepada kami dan mengayuh sepedanya. 

Lalu aku, aku lupa keluar rumah untuk apa?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun