Mohon tunggu...
Desak KomangTini Adnyani
Desak KomangTini Adnyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika

Seorang mahasiswa yang baru saja memulai perjalanan menulis. Saya percaya bahwa setiap ide, sekecil apapun memiliki potensi untuk menginspirasi. Mari berbagi dan belajar bersama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Peran Wawasan Nusantara dalam Meningkatkan Toleransi di Era Digitalisasi bagi Mahasiswa

10 Juli 2024   04:29 Diperbarui: 10 Juli 2024   10:10 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumen pribadi

Toleransi menjadi topik yang semakin menyita perhatian publik akhir-akhir ini. Berbagai peristiwa intoleransi di sejumlah wilayah telah memicu keprihatinan. Contohnya, penolakan pendirian tempat ibadah kelompok minoritas atau perlakuan diskriminatif terhadap komunitas tertentu. Insiden-insiden ini menjadi perbincangan hangat, khususnya di kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. 

Di tengah situasi yang rentan perpecahan ini, pemahaman mendalam tentang wawasan Nusantara menjadi kunci. Konsep ini dapat menjadi landasan kuat untuk meredam sentimen negatif dan memupuk sikap saling menghargai antar kelompok. Mahasiswa, sebagai generasi penerus bangsa, memiliki peran strategis dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi dan persatuan. 

Dengan berpijak pada wawasan Nusantara, kita dapat membangun dialog konstruktif, menghargai keberagaman, dan memperkuat ikatan sosial. Hal ini penting untuk menjaga keutuhan bangsa di tengah tantangan intoleransi yang semakin kompleks.

Di era digital ini, platform media sosial memiliki potensi besar sebagai sarana penyebaran wawasan Nusantara dan nilai-nilai toleransi. Gerakan-gerakan positif yang mengedepankan kekayaan budaya dan semangat kebangsaan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk lebih menghargai keberagaman. 

Media sosial bukan hanya tempat berbagi informasi, tetapi juga dapat menjadi wadah edukasi yang efektif. Melalui konten-konten yang akurat dan mendidik, kita dapat menanamkan pentingnya sikap toleran dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Hal ini menjadi semakin krusial mengingat peran sentral media sosial dalam membentuk opini publik, terutama di kalangan generasi muda. Namun, penggunaan media sosial untuk tujuan ini perlu disertai dengan kecerdasan digital. Mahasiswa harus dibekali kemampuan untuk memilah informasi, berpikir kritis, dan berkomunikasi secara bijak di dunia maya. 

Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi konsumen pasif, tetapi juga promotor aktif nilai-nilai kebangsaan dan toleransi. Pada akhirnya, pemanfaatan media sosial secara positif dapat menjadi katalis dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan toleran, sesuai dengan semangat wawasan Nusantara.

Wawasan Nusantara bukan sekadar konsep pemersatu bangsa, tapi juga menjadi kunci pembentuk sikap toleran di kalangan mahasiswa. Di era digital ini, kita punya kesempatan besar untuk memperdalam pemahaman tentang keberagaman Indonesia, mulai dari budaya, suku, hingga agama. 

Tapi perlu diingat, zaman sekarang juga punya tantangannya sendiri. Informasi yang beredar tidak selalu benar dan bisa memicu sikap intoleran. Karena itu, mahasiswa perlu pandai-pandai menyaring informasi dan tetap berpegang pada nilai-nilai Nusantara. 

Dengan pemahaman yang kuat tentang wawasan Nusantara, diharapkan mahasiswa bisa jadi pelopor toleransi di tengah derasnya arus informasi. Mereka bisa memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan pesan persatuan, bukan perpecahan. Inilah tantangan sekaligus peluang bagi generasi muda dalam membangun Indonesia yang lebih toleran dan bersatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun