Mohon tunggu...
Desak Eka
Desak Eka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis sebagai bentuk eksplorasi diri

Mahasiswi Pendidikan Kimia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Diabetes Melitus, Gangguan Metabolisme Karbohidrat pada Tubuh

22 April 2022   13:37 Diperbarui: 22 April 2022   13:42 1684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sempurna, yang mana pada tubuh manusia telah memiliki sistem untuk menunjunag kehidupan dan mempertahankan kondisi tubuh. 

Metabolisme merupakan salah satu proses yang terjadi di dalam tubuh. Metabolisme tubuh merupakan suatu proses kimia untuk mengubah makanan dan minuman yang dikonsumsi menjadi energi. 

Energi ini dibutuhkan oleh tubuh untuk berkegiatan sehari-hari. Energi ini juga dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang serta agar sel dan jaringan tubuh tetap sehat dan berfungsi dengan baik. 

Metabolisme dalam tubuh dibagi menjadi tiga yaitu metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Metabolisme ini memiliki perannya masing-masing di dalam tubuh.

Metabolisme karbohidrat merupakan suatu proses kimia dalam tubuh untuk mengubah karbohidrat yang dikonsumsi menjadi glukosa. Karbohidrat meliputi sekelompok senyawa organik yang mencakup gula dan pati, serta selain karbon, karbohidrat mengandung hidrogen dan oksigen dalam rasio yang sama dengan air. Karbohidrat merupakan sumber utama energi dalam tubuh. Jenis karbohidrat ini terdiri dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida. 

Metabolisme karbohidrat ini terdapat pada hati dimana regulasi, penyimpanan, dan produksi glukosa berlangsung. Terdapat beberapa tahapan dalam metabolisme karbohidrat ini yaitu glikolisis, glikogenesis, dekarboksilasi oksidatif (siklus Krebs), transport elektron, glukoneogensis yang mana setiap tahapan ini memiliki cara kerja dan peran masing-masing.

Proses metabolisme karbohidrat dalam tubuh ini dapat terganggu. Gangguan dalam proses metabolisme karbohidrat dinamakan diabetes melitus. Diabetes melitus ini sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya produksi insulin sehingga mengganggu proses metabolisme karbohidrat. 

Diabetes melitus ini sering dikatakan sebagai The Great Imitator Diseuse. Hal ini disebabkan karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dengan menimbulkan berbagai macam komplikasi. 

Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada diabetes mellitus adalah arterosklerosis, mikroangiopathi diabetik, retinopathi diabetik, katarak, pielonephritis, glomerulosklerosis diabetik, neuropathi diabetik, stroke, infeksi, dan lain-lain. 

Pada para penderita diabetes mellitus, proses metabolisme karbohidrat yang mengalami gangguan adalah proses pembentukan energi dari glukosa melalui glikolisis. 

Sebagai akibat dari pembentukan energi ini pemecahan glikogen meningkat. Bila hal ini terus berlangsung, maka tubuh lama kelamaan akan menyediakan energi yang berasal dari bahan yang bukan dari karbohidrat (Glukoneogenesis). Hal ini menyebabkan kadar glukosa dalam tubuh naik melebihi batas normal tubuh manusia.

Perbedaan yang terjadi antara orang normal dan pengidap penyakit diabetes melitus ini adalah kadar glukosa dalam darah. Orang normal akan memiliki kadar glukosa berkisar antara 70 - 110 mg/100 mL darah yang diukur pada orang yang sedang berpuasa, dilakukan pagi hari sebelum sarapan. Sedangkan penderita diabetes melitus memiliki kadar glukosa lebih dari rentangan tersebut (>110 mg/mL darah). Hal ini dikarenakan terjadi penumpukan glukosa dalam darah (hiperglikemi) sampai suatu titik dimana nilai ambang reabsorbsi glukosa oleh ginjal dilampaui.

Penyakit diabetes melitus dapat menyerang semua golongan usia, termasuk anak muda. Kondisi ini terbagi dalam dua jenis, tipe-1 dan tipe-2. 

Diabetes melitus tipe-1 biasanya menyerang seseorang di bawah usia 30 tahun, sedangkan seseorang di atas usia 30 tahun biasanya terkena diabetes tipe 2. 

Namun, diabetes tipe 1 dan 2 ini bisa saja terjadi pada berbagai usia dikarenakan beberapa resiko seperti berat badan berlebihan. Perbedaan antara diabetes tipe-1 dan tipe-2 yang paling esensial adalah diabetes tipe-1 ditandai dengan ketidakmampuan memproduksi insulin, sedangkan diabetes tipe-2 terkadang masih mampu memproduksi insulin, tapi insulin tersebut tidak dapat bekerja dengan baik. 

Ciri-ciri diabetes tipe-1 yaitu kerusakan pada organ pankreas sehingga tidak dapat memproduksi insulin. Diabetes tipe 1 adalah salah satu kategori karena sistem imun menghancurkan sel beta pankreas pankreas yang menyebabkan insulin tidak diproduksi. Diabetes tipe 1 sering terjadi pada usia anak-anak. 

Untuk diabetes tipe-2 adalah penyakit diabetes yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Diabetes mellitus disebabkan oleh dua kondisi, yang pertama yaitu sel otot, lemak, dan hati resisten terhadap insulin karena tidak dapat berinteraksi secara normal dengan insulin. Yang kedua, pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup untuk mengatur kadar gula darah.

Faktor yang menyebabkan diabetes tipe-1 jarang diketahui. Namun, untuk tipe-2 biasanya terjadi karena faktor keturunan. Selain karena keturunan, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit diabetes melitus. 

Pertama adalah kelebihan berat badan. Hal ini menjadi faktor utama dan krusial yang dapat menyebabkan seseorang mengidap penyakit diabetes melitus. 

Kedua adalah tejadi penumpukan lemak di perut, bukan pinggul dan paha. 

Yang ketiga adalah malas berolahraga atau tidak bergerak aktif. Pada saat bergerak, glukosa akan diubah sebagai energi dan meningkatkan proses kimia dengan insulin. Yang keempat yaitu rendahnya kadar kolesterol dan tingginya kadar trigliserida dalam darah.

Menurut emc.id, gejala diabetes melitus ini ditandai dengan 5P yaitu Poliuria (banyak kencing), Polidipsi (banyak minum), Polifagi (banyak makan), Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, Pruritus (gatal -- gatal). Selain itu juga terdapat gejala lain yaitu pandangan mata kabur, luka sulit sembuh, dan kesemutan.

Penderita diabetes di Indonesia sangat banyak. Menurut databoks.katadata.co.id, pengidap penyakit diabetes melitus di Indonesia berada pada posisi kelima dimana pengidap penyakit diabetes mencapai 10,6% yang berarti sebanyak 19,47 juta dari jumlah penduduk sebesar 179,72 juta orang. 

Hal ini menandakan bahwa diabetes melitus ini merupakan penyakit yang sangat krusial dan masih disepelekan oleh masyarakat Indonesia. Maka dari itu masyarakat Indonesia perlu mengetahui cara agar dapat terhindar dari penyakiy ini. Menurut hellosehat.com, adapun terdapat cara yang dapat kita lakukan untuk terhindar dari diabetes mellitus ini, diantaranya sebagai berikut.

  • Menjaga berat badan agar tetap berada pada kategori ideal
  • Salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan diabetes adalah berat badan berlebih (obesitas). Kelebihan berat badan ini dapat menggangu metabolisme tubuh yang akhirnya akan membuat sel-sel dalam tubuh tidak dapat merespon insulin
  • Memakan makanan dengan gizi seimbang dan menjaga porsi makan
  • Dengan memakan makan dengan gizi seimbang dapat mengintrol berat badan sehingga badan tetap berada pada tingkat ideal. Makanan dengan gizi seimbang ini terdiri dari karbohidrat, vitamin, protein, lemak baik, serta mineral. Maka dari itu penting untuk memilih komponen pangan pada satu piring yang kalian konsumsi. Makanan yang harus dihindari adalah makanan tinggi lemak, makanan dna minuman kemasan, makanan tinggi natrium, dan makanan dan minuman tinggi karbohidrat sederhana sepert permen, jajanan manis, kue kering
  • Memperhatikan asupak karbohidrat dan gula yang dikonsumsi
  • Sumber dari karbohdirat dan gula yang dikonsumsi sehari-hari perlu untuk diperhatikan. Karbohidrat yang baik untuk menjaga gula darah harus memiliki indeks glemik yang rendah sehingga karbohidrat lebih lama dipecah menjadi glukosa. Pilihlah sumber karbohidrat kompleks seperti nasi merah. Sedangkan untuk asupan gula, hindari konsumsi gula tambahan pada makanan. Konsumsi gula berlebih akan memicu gangguan metabolisme pada tubuh yaitu menggangu proses produksi insulin. Menurut Kemenkes RI, batas asupan gula tambahan dalam makanan dan minuman adalah maskimal 50 gram
  • Sering melakukan aktivitas fisik dan olahraga
  • Aktivitas fisik termasuk olahraga dapat meningkatkan metabolisme pada tubuh yang mengakibatkan terdorongnya proses penyimpanan gula pada jaringan otot dan meningkatkan respon tubuh terhadap insulin sehingga menurunkan gula darah. Aktivitas fisik yang dimaksudkan disini bisa berupa jalan kaki, naik tangga, berkebun, dan membersihkan rumah. Selain itu juga olahraga dapat membakar kalori untuk menghasilkan energi dan menyimpan hlukosa ke dalam otot yang digunakan sebagai cadangan energi. Olahraga dapat dilakukan minimal 30 menit setiap harinya
  • Hindari Rokok

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Huston ddijelaskan bahwa perokok aktif memiliki resiko menderita diabetes 76% lebih      tinggi dibandingkan dengan nonperokok. Hal ini dikarenakan kandungan nikotin pada rokok menyebabkan resistensi hormon insulin. Maka dari itu, sebaiknya untuk menghindari diabetes perlu untuk menghindari m

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun