Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Awai 271-272

2 Agustus 2018   05:46 Diperbarui: 2 Agustus 2018   06:03 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat kembali dari membuang sampah, Hsu Natan memanggil Awai, dan mengabarkan permintaan Wong Sugi. Awai senang ditawari pekerjaan tambahan, namun ia mengatakan ia harus meminta izin dari ibu dan ayahnya.

Hsu Natan setuju. Ia menganggap Awai sangat menghormati orangtuanya.

Begitulah. Sejak itu Awai bekerja dari jam 6 pagi hingga jam 6.30 sore. Tugas mengantar ayahnya melatih kaki digantikan oleh Alex.

Bandar judi mencak-mencak karena mangsanya terlepas dari tangannya. Padahal ia sudah membayar Pumei untuk merayu Huina agar bermain judi. Selama 4 bulan bermain, Huina sudah berutang 1,6 juta. Itu masih terlalu sedikit untuk menyita rumah Tan Suki. Rumah Tan Suki jika dijual berharga 4-5 juta. Di Bengkalis berlalu aturan tidak tertulis bahwa jika berutang sesuatu yang mencapai setengah harga sebuah rumah, pemberi utang boleh menyita rumah yang diincarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun