Megaria adalah sebuah penginapan di pinggir laut. Pemiliknya bernama Wong Sugi. Wong Sugi berteman dengan Hsu Natan. Suatu hari, pemilik Megaria ngopi sore di Sudi Mampir. Ia melihat kelincahan Awai saat bekerja.
" Dapat darimana pembantu selincah itu ?" tanya Wong Sugi pada Hsu Natan.
" Maksudmu Awai? Dia anak Tan Suki. Baru 5 bulan bekerja disini."
" Itu beres-beres untuk pulang ?" tanya Wong Sugi.
Hsu Natan mengangguk. " Jam 3 disini sudah sepi. Kadang jam 4 aku sudah tutup. Dia membuang sampah, setelah itu boleh pulang."
Wong Sugi menatap punggung Awai yang menghilang ke pasar sayur. " Aku butuh tenaga lepas. Mau engga dia bekerja dari jam 3 hingga jam 6 sore di penginapanku?"
" Kurasa mau. Soalnya dia pernah mengatakan gajinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. "
" Berapa kamu menggajinya ?"
" Delapan puluh ribu, tapi kuminta dia mengatakan gajinya 60 ribu pada ibunya. Ibunya terkenal galak dan telengas padanya. "
" Oke, katakan padanya, aku akan menggajinya 40 ribu untuk 3 jam kerja. Kerjanya ringan, hanya merapikan kamar tamu yang chek out, membuang sampah, dan sesekali mencuci kamar mandi. Jam 3.30 ia mulai bekerja. Jam 6.30 ia boleh pulang. Jika aku butuh tenaganya lebih dari 3 jam, akan kuanggap lembur. "
Hsu Natan tersenyum. " Awai pasti senang mendengar tawaranmu." Keduanya bersalaman. Wong Sugi langsung berjalan kembali ke penginapannya.