Disaat saya masih berjalan dari lantai Masjid menuju aspal, azan Isya berkumandang dengan sejuk membuat suasana di lingkungannya menjadi damai seketika. Hingga kedamaian itu mendatangkan kemudahan dari lisan ayah saya yang membuatnya berkata..
"mas, Isya langsung mas".
Alhamdulillah begitu tenang hati saya setelah tadinya diselimuti kegelisahan yang amat mendalam dan kegelisahan itu akhirnya berubah menjadi rasa syukur atas kemudahan yang diberikan.Â
Benar-benar peristiwa yang jarang terjadi menjadi terjadi kembali kepada diri saya saat itu, adik saya terlihat sudah mengambil wudhu kembali dan duduk bersama saya di karpet Masjid berwarna coklat itu. Saya dan adek saya duduk bersebelahan, menunggu Iqamah dikumandangkan dan akhirnya shalat Isya lah kami berdua dengan berjama'ah.Â
Rasa tenang, syukur, dan gembira terus mengguyur perasaan saya yang tak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata. Begitulah kira-kira sedikit cerita atau pengalaman yang ingin saya sampaikan kepada yang membaca ini yang sebenarnya alhamdulillah masih saya praktekkan di kehidupan saya sampai sekarang dimanapun tempat saya berada ketika hendak mengerjakan shalat.
Saya memang bukan orang yang terlalu taat agama, bukan juga orang yang alim dan masih banyak salah, apalagi tulisan yang saya tulis ini yang mungkin masih ada tata bahasa atau kepenulisan yang salah dan kurang enak dibaca. Tapi tidak ada salahnya kan untuk berbagi manfaat dan saling mengingatkan sesama muslim? Namun dengan cara saya sendiri.Â
InsyaAllah dengan yang saya tulis ini ada sedikit manfaat, nilai kebaikan, dan pesan yang bisa diambil untuk yang membaca walau mungkin ada beberapa pembaca yang berbeda pendapat dengan isi tulisan saya ini.Â
Terima kasih sudah membaca diary kecil-kecilan saya ini hehehe semoga ada hal baik yang bisa di contoh seperti yang saya lakukan itu, dengan mengingat dan beribadah selalu kepada sang pencipta hati menjadi tenang dan damai, apalagi kalau shalat di waktu yang lebih awal uuuh pas sudah selesai tuh nikmatnya masyaAllah banget deh pokoknya!