Mohon tunggu...
Deri Bayu
Deri Bayu Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa aktif universitas airlangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Macapat dalam Pandangan Masyarakat Jawa

15 Juni 2023   20:00 Diperbarui: 15 Juni 2023   20:02 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tembang macapat yang kelima ini yaitu tembang Dhandanggula yang  berasal dari bahasa jawa dhandang(wadah) dan gula(gula), yang memiliki arti harapan yang manis dan indah. Dhandanggula ini secara harfiahnya merupakan kata adjektiva, sedangkan secara kulturalnya berarti seseorang yang memasuki masa-masa ingin berumah tangga atau ingin menjalankan pernikahan dan memilih calon yang tepat untuk membersamai kehidupannya, dan yang bisa saling mendukung dalam mencapai harapan dalam berumah tangga.

 Gambuh merupakan tembang macapat yang keenam, gambuh sendiri berasal dari bahasa Jawa jumbuh yang memiliki arti bersatu, kata tersebut termasuk juga dalam kata verba. Memiliki makna kultural yang menggambarkan seseorang yang sudah menikah dan mulai membangun kehidupan yang diinginkan.

 Maskumambang menjadi tembang macapat yang berada diurutan ketujuh, kata maskumambang ini berasal dari gabungan kata emas(berharga) dan kumambang(mengapung), sederhananya yaitu janin yang masih dalam kandungan ibu, kata ini termasuk dalam kata adjektiva. Secara kulutural makna dari maskumambang yaitu anak yang dinanti-nantikan, anak yang diharapkan patuh kepada orang tua.

Tembang macapat yang kedelapan yaitu tembang  Durma yang memiliki kata dasar derma(senang berbagi), kata tersebut merupakan kata kerja(verba). Secara kultural menggambarkan tentang umur manusia yang memasuki golongan tua, sehingga disini digambarkan seseorang yang mulai mempersiapkan bekal untuk keahirat.

 Pangkur merupakan tembang macapat yang berada pada urutan kesembilan, tembang ini berasal dari kata dasar mungkur dalam bahasa jawa yang berarti, menyingkirkan sifat dunia, kata ini termasuk dalam kata verba. Mempunyai makna kultural seseorang yang sudah waktunya melakukan kegiatan religi untuk bekal kehidupan di akhirat setelah meninggal nantinya.

Kesepuluuh yaitu tembang Megatruh, tembang ini sendiri berasal dari gabungan kata megat(putus), dan ruh(roh), yang berarti terputusnya roh dari jasad manusia atau meninggal dunia, kata ini termasuk dalam kata adjektiva. Sedangkan secara kultural memiliki gambaran makna meninggal dunia, setiap yang bernyawa akan mati dan kembali kepada ilahi.

Tembang macapat yang terakhir yaitu tembang Pocung yang diambil dari kata pocong, dipocongkan atau dikafani, kata ini termasuk dalam kata adverbia(Kata Keterangan). Sedangkan makna kulturalnya yaitu, seseoang yang sudah mati, dan dibungkus kain kafan tidak bisa melakukan apa-apa selain pasrah kepada Allah SWT.

Kesimpulan

Melalui pembahasan diatas yang dapat diambil penulis dari penelitian ini adalah begitu luhurnya makn-makna tembang macapat sehingga dijadikan pedoman kehidupan oleh masyarakat Jawa. Ditemukannya juga makna leksikal yang terkandung dalam tembang macapat, yang kebanyakan mempunyai bentuk kata sifat dan kata kerja maka, dapat disimpulkan juga bahwa tembang macapat ini memiliki makna ajakan untuk melakukan dan mensifati kebaikan dalam kehidupan. Luhurnya budaya kita ini juga harus tetap dipublikasikan agar tidak tergerus oleh zaman. Dapat disimpulkan juga kenapa bisa tembang macapat ini dijadikan landasan untuk menjalani kehidupan oleh masyarakat Jawa, yaitu karena makna yang berada dalam tembang macapat yang menerangkan tentang perjalanan manusia dari lahir sampai meninggal dunia ini merupakan sebuah tuntunan bagi mereka dalam mempersiapkan bekal di dunia maupun di akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun