Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

no

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Beauty and The Beast (72)

25 April 2019   05:32 Diperbarui: 25 April 2019   05:41 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu tusukan di jantung akan membuat Aldi meninggal tanpa merasakan kesakitan yang berarti. Ia menatap wajah Aldi yang pucat, tangan Aldi yang memegang selimut dengan dua belah tangan, mirip orang yang ingin maju bertarung di ring tinju. Bibir Aldi terlihat memutih tertimpa cahaya lampu remang. Meilan teringat ia pernah mencium bibir itu. Itu terjadi ketika Aldi ditabrak dan tergeletak di trotoar. 

Saat itu ia pikir Aldi akan mati akibat kehilangan banyak darah. Ia mencuri Pien Tze Huang di toko obat demi menolong Aldi. Ia berjanji suatu saat akan membayar barang yang dicuriganya. Tapi entah kapan. Mungkin kalau sudah kiamat. Berkat obat curiannya Aldi cepat sembuh.

Sekarang ia disuruh membunuh orang yang telah mencuri hatinya. Sanggupkah tangannya bergerak menusukkan belati ke jantung pujaan hatinya ?
" Cepat tusuk ! Mau tunggu dia sadar ?!" Melli memprovokasi, bersedekap mengawasi Meilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun