Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

no

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

KL Nai 02: Pembantuku 33

28 September 2017   23:24 Diperbarui: 28 September 2017   23:36 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

" Tampang pasaran gini gak laku, kak " jawabku seenaknya.

" Kukenalin deh dengan pembantuku yang cakep, nanti kamu bisa langsung bawa pulang ke Jakarta." Istri Ramli terkekeh. Aku sudah ingat namanya: Tika Parwati. Menghina sekali, umpatku dalam hati. Masa sih aku disuruh menikahi pembantunya ! Mana batu krikil ! Aku ingin memasukkan ke kutangnya biar Tika kegelian kayak diraba suaminya.

" Kalau pembantu mbak Tika S-1, boleh deh..." kataku menahan rasa tersinggung.

" S-3 malah, S-1 mah kecil !" Tika menjentikkan ujung jarinya.

Aku jadi penasaran seperti apa tampang pembantunya yang S-3, apakah secakep Tika Panggabean ? Ngomong ngomong aku ngefans sama Tika panggabean, soalnya orangnya lucu. Aku rasa dunia ini lebih membutuhkan orang ceria ketimbang orang cemberut. Ramli mengedipi istrinya, mengajakku masuk ke ruang tamu. Ruang tamunya cukup berkelas. Lantainya granit, bukan kramik. Granitnya ukuran 1 x 1 M, bukan 40 x 40 cm. banyak ornamen dan hiasan disana sini, membuat mata lumayan enak oleh banjir warna warni. Tika ke dapur. Aku duduk selonjoran sambil tatap sana sini. 

Tak lama kemudian seorang wanita muncul sambil membawa nampan. Aku kaget melihat wanita itu. Dalam bayanganku, pembantu biasanya berpakaian lusuh, wajah kucel akibat kecapean, agak berkeringat akibat disuruh kesana sini,  tapi yang muncul ini bukan wanita, melainkan gadis yang kutebak berusia sekitar 20 tahun, berwajah bersih dan ceria, bahkan memberi salam dengan ramah. Mana mungkin gadis 20 tahun S-3? Ada saja saja Tika Parwati ini !

" Nah, tercengang melihat kecantikan pembantuku, bukan ! " Tuduh Tika yang muncul tiba tiba di ruang tamu. Tangannya membawa sebongkah keik hitam, mungkin brownies kukus. " Namanya Ken. " Tambah Tika.

Aku malu seakan akan maling tertangkap tangan. Ken langsung masuk ke dapur. " Aku buka warnet, kak Tika. Setiap hari banyak cewe cakep  online di warnetku. Dari yang skornya 9 hingga 4, aku sudah tak mudah tercengang" Aku berusaha membela diri supaya tidak semakin terpuruk dimata Tika Parwati. Sejujurnya harus kuakui aku kaget melihat kecantikan pembantunya. Gadis tadi kecantikannya alami, dan sikapnya sangat halus, tidak mirip gadis kota yang suka bersolek dan siap diajak chat seharian.

Tika tidak menyerangku lagi, setelah meletakkan piring berisi keik, ia tersenyum mistrius dan menghilang ke dapur.  Aku ngobrol dengan Ramli. Obrolan yang ringan ringan, tentang indeks yang sudah membaik dan ekspor minyak sawit yang kian menjadi primadona.

Jam 1 Ramli mengajakku makan. Tidak kulihat tampang Tika, tidak juga Ken. Anak anak Ramli belum pulang sekolah. Kami makan hanya berdua. Setelah makan, Ramli menyuruhku istirahat. Katanya nanti sore ia akan mengantarku ke lokasi pabrik. Ken muncul untuk menunjukkan kamarku. Tasku ikut dibawanya.

Kamar yang disediakan untukku luas dan lega, tidak mirip kamar di rumahku yang ukurannya 3 x 3,5 M, yang hanya bisa diisi satu ranjang dobel dan sebuah lemari pakaian. Kamar ini ukurannya 5 x 5 meter ! ranjang dobel terletak disudut, sebuah meja  kerja, lemari pakaiaan, ada TV 32 inci komplit dengan audio videonya. Kamar tamu semewah ini? Tampaknya Ramli sukses jadi juragan sawit di kota kecil ini. segala kebutuhan tamu disediakan komplit hingga mirip hotel bintang 2.  Setelah meletakkan tas, Ken langsung keluar tanpa mengucapkan sepatah kalimat pun !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun