Mohon tunggu...
Dere Linggau
Dere Linggau Mohon Tunggu... Freelancer - Kita bersaudara, jika bukan saudara seiman, kita saudara setanah air, Jika tidak setidaknya kita mempunyai hobi yang sama

Takdir bukan hukuman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan Tak Harus Turun ke Jalanan?

10 Oktober 2020   17:18 Diperbarui: 10 Oktober 2020   17:43 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlahir sebagai anak pertama dan juga seorang perempuan membuat saya memiliki tanggung jawab diusia yang sangat muda yaitu  diumur satu tahun, saya sudah memiliki seorang adik. Sebuah tanggung jawab yang mau tak mau dan secara tak langsung sudah saya emban.

Di keluarga pun saya diajarkan untuk berani berpendapat jika ingin didengar (sayangnya sebagian orang salah paham dengan mengira bahwa saya tipe yang suka berdebat dan membantah padahal saya hanya bersuara jika menurut saya itu sesuatu yang salah atau merugikan seseorang) 

Lalu bagaimana jika seorang wanita ingin menyeruakan suaranya agar didengar?

Dalam pandangan Islam, marah merupakan bencana yang merusak akal. Ketika hati dalam kondisi lemah, maka setan dan bala tentaranya melakukan serangan.

Pimpinan Majelis Taklim dan Dzikir Baitul Muhibbin, Habib Abdurrahman Asad Al-Habsyi mengatakan

Saat berada di bawah pengaruh amarah, manusia berpotensi untuk mengambil sikap yang tidak terkontrol. Sehingga bisa menimbulkan kerusakan.

Kemarin Indonesia mengalami hari yang pelik karena DPR sebagai perwakilan rakyat nyatanya tidak berpihak pada rakyat dengan mengesahkan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang isinya banyak merugikan para pekerja.

Penolakan itu datang dari semua kalangan, bukan hanya dari kalangan akademis.


Banyak cara menuju Roma

Setiap makhluk hidup (tidak hanya manusia) mempunyai caranya sendiri-sendiri dalam berjuang apalagi jika untuk kemaslahatan orang banyak. 

Untuk pegiat literasi bisa menyindir pemerintah dengan karya-karyanya

Untuk aktivis dan LSM dan masyarakat yang tergabung disuatu organisasi bisa terjun langsung ke jalan (baca; demo)

Eehheeemm (maaf tenggorokan sedikit kering) 

Dan tak juga ketinggalan, penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja dilakukan oleh seorang perempuan yang seharusnya "dirahasiakan" yang seharusnya tidak menjadi bagian sejarah dan diakui oleh seseorang tetapi perempuan itu memegang kartu as seseorang.

"Haii bapak DPR yang terhormat, masih inget dengan saya?? tolak Omnibus apa mu saya kasih tau istri andaaa," 

Begitu isi tulisan seseorang wanita simpanan di salah satu akun tiktoknya @16qyrrin yang juga mengunggah foto mesra dirinya dengan seorang laki-laki, yang  "katanya" itu adalah bapak DPR

Tekanan dan reaksi penolakan memang harus datang dari semua arah agar semua pihak terkait tahu bahwa mereka (maksudnya kita) tidak setuju dengan keputusan sepihak itu dan merugikan semua orang (rakyat)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun