Para aktor dan aktris senior sebagai peran pendukung pun tak kalah hebat dalam memerankan karakter masing-masing
Karakter Bapang (panggilan Ayah bahasa Lahat) Dapun yang diperankan oleh Matias Muchus dengan watak keras kepala dan egois tapi sebenarnya bertanggung jawab dan sayang terhadap keluarga (jujur saat menontonnya sambil berseru dalam hati "sama seperti ayah di rumah")
Sang ibu diperankan Wanda Hamidah sebagai sosok yang lemah dan sering sakit-sakitan sering menyemangati menjadi motivasi Dapun mengejar cita-citanya
Selain itu ada Lukman Sardi sebagai Pak Damar guru kelas Dapun dan Pak Pelatih Ferdi yang keduanya membuka jalan untuk Dapun agar ke Jepang dan berkuliah
Selain ceritanya yang banyak menyampaikan pesan moral di film ini banyak menampilkan keindahan alam di Lahat seperti gunung telunjuk dan air terjun curup Tenang.
Dialog percakapannya pun memakai dialek yang kental yang terkenal dengan sebutan “bahasa besemah” bagi yang tidak mengerti disediakan terjemahan dibagian bawah dan juga ditampilakan perumahan penduduk masih asli yaitu rumah panggung dari kayu dengan halaman luas ditumbuhi berbagai tanaman tanpa dibatasi pagar dan tembok semen yang tinggi seperti di kota .....
Film ini seperti mesin waktu karena membuat diri ini seakan kembali ke masa lalu (flash back)
Dan aku menulis ini di waktu duha (pagi hari sebelum Zuhur) sambil menyeruput secangkir kopi instan yang ku seduh di kamar kost di sudut kota Jogja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H