Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - IRT biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Suka musik rock. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

French Onion Soup: Supnya Para Pemabuk, Kesukaan Orang Prancis di Malam Tahun Baru

1 Januari 2023   10:20 Diperbarui: 6 Februari 2024   16:28 1776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siap masuk oven/Foto: Derby Asmaningrum 

1. Iris bawang bombay, tidak terlalu tipis dan jangan terlalu tebal. Kalau Anda nangis, saya nggak tanggung jawab. Hehe

2. Panaskan mentega di dalam panci. Api sedang.

3. Masukkan irisan bawang bombay. Aduk santai sampai bawang bombay berwarna golden kecoklatan (caramelised). Beri garam dan merica.

4. Tambahkan tepung, aduk sebentar.

5. Tuang kaldu pilihan Anda. Aduk kembali lalu biarkan kurang lebih 30 menit sambil ditutup, sesekali diaduk. Panaskan oven 180°

6. Setelah matang, bawang menjadi lunglai, lembek kecoklatan menyatu dalam balutan kuah yang halus mengental, tuang sup ke dalam mangkuk tahan panas.

Siap masuk oven/Foto: Derby Asmaningrum 
Siap masuk oven/Foto: Derby Asmaningrum 
7. Taruh irisan roti baguette di atas sup, taburi keju parut. Masukkan ke oven pada posisi grill untuk di-gratin pada suhu 180° selama beberapa menit. Siap dihidangkan. Harus saya akui, sup ini adiktif.

Campuran rasa manis bawang bombay dengan gurihnya kaldu, lumuran lelehan keju yang melesak ke dalam roti baguette yang tawar, memberi sensasi segar di mulut untuk selanjutnya memuaskan perut.

Kelebihan dari sup ini adalah bisa disiapkan lebih awal. Ketika para tamu datang, kita hanya tinggal meng-gratin baguette dan keju parutnya. 

Sup bawang bombay versi gratinée ini merupakan menu andalan, selalu disajikan di brasserie dan restoran-restoran masakan Prancis di kota Paris. Awal versi ini muncul di Les Halles de Paris, sebuah pasar terbuka di area seluas 25 hektar yang dibangun di tahun 1135. Saking luasnya, pasar ini pun disebut sebagai perutnya kota Paris. 

Banyak kalangan berdatangan untuk berbelanja terutama para ahli kuliner profesional. Orang-orang kelas menengah ke bawah ikutan datang berharap dapat membeli makanan milik orang-orang kaya yang tidak dimakan yang dijual kembali di sana dengan harga murah. Mereka akhirnya menjatuhkan pilihan kepada sup bawang yang dirasa melegakan tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun