Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Classic rock addict || Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing || Lulusan S1 FIKOM konsentrasi Jurnalistik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ketika Saya Akhirnya Terpapar Covid-19 di Prancis

24 Desember 2020   02:55 Diperbarui: 17 Desember 2022   23:43 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 5. Minyak kayu putih
Semua sudah tahu keajaiban dari minyak kayu putih. Minyak sejuta umat dengan bejibun khasiat buatan Indonesia ini merupakan pemegang andil terbesar membantu saya membaik dari virus corona. Selama sakit, hampir tiap saat tubuh saya dibanjiri minyak kayu putih terutama bagian dada hingga betis dan memang benar-benar BENAR mujarab. 

Dulu saya pernah membeli minyak kayu putih di KBRI namun karena jauh dari rumah ditambah wabah corona, ketika sakit saya mendapatkannya lewat situs Amazon Prancis (untung ada Amazon!) dengan harga 21 euro (sekitar 360 ribu rupiah) untuk 120 ml, sebuah harga yang bagi saya adalah perampokan hahahaha. 

Tapi mau gimana lagi. Saya sudah beli dua kali sejak terserang corona. Sekarang saya tengah berada di garis start, pole position bersiap membeli botol ketiga. 

Pasukan penolong saya ketika digempur virus corona (foto: Derby Asmaningrum)
Pasukan penolong saya ketika digempur virus corona (foto: Derby Asmaningrum)

Perlu diingat bahwa kelima penolong saya di atas sukses untuk saya namun belum tentu berhasil di badan anda karena tiap tubuh manusia berbeda, bisa saja alergi dan sebagainya jadi jangan dijadikan keharusan atau referensi karena nanti saya bisa ge-er...

Setelah melewati jalan panjang klimaks corona yang terjadi di tubuh saya, perlahan penciuman saya kembali normal diikuti lidah yang bisa mengecap seperti sedia kala, rasa nyeri dan lemas di sekujur tubuh hilang. 

Saya merasa jauh lebih enakan. Agar lebih rileks saya banyak lewatkan waktu dengan membaca novel-novel romantis (yang akhirnya malah bikin nangis-nangis), nonton film komedi, horor, thriller, menikmati lagu-lagu rock jadul yang bikin hati tak lagi masygul dan tentu saja memberi tubuh saya hadiah yang memang paling ia butuhkan selama terkena corona yaitu sebuah istirahat, tidur malam yang teramat nyenyak.

Ketika perlahan pulih dari corona, nafsu makan saya terus bertambah, rakus yang menjadi-jadi dan saya menikmatinya. Tubuh saya sepertinya balas dendam karena selama sakit dengan lidah dan hidung yang mengalami temporary shut down, saya masih bisa terngiler-ngiler sambel terasi, masakan warung padang, pecel lele ayam goreng pinggir jalan, urap, tahu gejrot, sate ayam, kue putu apalagi bakso dan mi ayam dengan segala sambel yang maha benar pedasnya. 

Alhasil, setelah saya agak kuat sedikit untuk berdiri lebih lama di dapur, saya segera bikin sambel terasi. Tapi gak kuat ngulek, jadi saya hajar pake blender. Terasi udang yang diimpor dari Thailand dan cabe merah yang berasal dari Vietnam, Kamboja dan Laos saya beli dari toko asia yaitu Paris Store yang toko terdekatnya berada kira-kira delapan kilometer dari rumah saya. 

Paris Store ini menjual makanan dan bahan makanan asia termasuk dari Indonesia meski yang saya temui sejauh ini cuma santan Kara dan Kecap Manis ABC, yang terakhir itu juga baru nongol beberapa tahun belakangan. Selebihnya gak ada, apalagi indomie, teh botol dan saos sambel. Selama ini saya hanya bisa beli di KBRI yang jauh dari tempat tinggal. 

Kini keadaan saya sudah membaik, sudah kembali bisa beraktivitas, kembali cari duit, antar jemput anak-anak sekolah sambil menikmati cadasnya berjalan kaki yang semuanya saya jaga agar tidak kecapekan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun