Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Sedang tinggal di negeri orang. Suka musik rock. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ketika Saya Akhirnya Terpapar Covid-19 di Prancis

24 Desember 2020   02:55 Diperbarui: 17 Desember 2022   23:43 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua mata saya juga berair dan sedikit perih. Untungnya saya masih memiliki nafsu makan meski setelah sarapan, perut saya seakan menolak semuanya. Saya mual-mual hebat ingin muntah.

Mulai saat itu saya memakai masker jaga-jaga kalau ini adalah Covid-19 agar tidak menulari keluarga terutama anak-anak. Kedua putri saya sudah bisa mengerti kalau mamanya tiba-tiba sakit harus pakai masker di rumah dan mereka bersedia jauh-jauh dari saya padahal biasanya si adek masih suka minta gendong manja-manja. 

Setelah membereskan sarapan, dengan badan yang semakin lemas, saya meminum Doliprane setengah dosis (Doliprane setara dengan Panadol di Indonesia). Saya merasa enakan dan memutuskan untuk rebahan sebentar. 

Belum sempat kepala mendarat di bantal, tiba-tiba darah mengucur deras dari hidung sebelah kanan disertai sakit kepala yang teramat sangat. 

Akhirnya seharian saya hanya terbaring di tempat tidur. Kepala rasanya begitu ditekan, lemasnya badan benar-benar tidak bisa digambarkan dengan pensil warna, cat air apalagi pakai kata-kata. 

Saya tidak pilek, tanpa demam, tiada batuk tapi pusing hebat, mual maksimal dan nyeri seluruh tubuh yang membuat saya K.O. Nafsu makan pun akhirnya memilih terjun bebas. 

Saya hanya bertahan dengan air putih, apel dan jeruk. Anak-anak yang tengah libur sekolah musim gugur akhirnya diurus oleh papanya, disuapin makan, main dan sebagainya.

Dengan tubuh yang lemas disertai perasaan takut jika tiba-tiba pingsan, saya berniat memanggil Sapeurs-Pompiers (petugas pemadam kebakaran) atau mungkin SAMU (Service d'Aide Médicale Urgente atau Layanan Bantuan Medis Darurat). 

Di Prancis, pertolongan pertama ketika seseorang tiba-tiba terluka atau sakit atau binatang peliharaannya terjerembab di suatu tempat maka yang pertama dipanggil biasanya adalah pemadam kebakaran dengan memencet nomor 18. 

Melalui dispatcher, mereka segera mengirimkan bala bantuan berupa tiga orang personil (yang sudah pasti gagah dan biasanya ganteng-ganteng, hahahahah) yang datang dalam hitungan sedikit menit. 

Jika sakitnya sudah darurat sekali dan lebih spesifik misalnya kesulitan bernafas, keracunan hingga mengalami koma, maka yang dipanggil adalah tim SAMU dengan menekan angka 15. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun