Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu-ibu biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Suka musik rock. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Rilis Album Baru, Alanis Morissette Siap Geber Tur Dunia

2 Agustus 2020   00:02 Diperbarui: 2 Agustus 2020   14:57 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alanis Morissette di era 90-an (grammy.com/Terry O'Neill)

Saatnya kembali ke belahan bumi jadul alias back to the past karena kalau back to the future harusnya bareng-bareng Michael J. Fox. Di tahun 1995 nama Alanis Morissette sang dewi alternative rock menggebrak bersama album perdana internasionalnya Jagged Little Pill.

Album yang telah terjual sebanyak 33 juta kopi itu memuat nomor-nomor super hit seperti You Oughta Know yang merupakan lagu marah-marah patah hati pas buat 'nyakar-nyakar' bekas pacar, You Learn, Ironic, Hand In My Pocket, Thank You (Supposed Former Infatuation Junkie, 1998) dan single Uninvited (1998) yang dijadikan OST City of Angels (1998).

Zaman-zaman itu kala saya tengah mencari jati diri, lagu-lagu Alanis dengan cepat nyantol di kedua kuping ikut ambil bagian sebagai theme song masa remaja mendampingi tembang-tembang rrrock n' rrroll 80-an dari para rockstar kesayangan.

Bagi saya, Alanis Morissette-lah The Warrior Princess meski ia tak bergolok, bukan Xena. Saya tidak akan pernah bosan mendengarkan lagu-lagunya yang dieksekusi sempurna dengan sebuah tarikan vokal yang powerful nan unik, manis melankolis, selalu penuh penjiwaan dan terasa emosional.

Alanis Morissette di era 90-an (grammy.com/Terry O'Neill)
Alanis Morissette di era 90-an (grammy.com/Terry O'Neill)
Kini setelah tak terdengar begitu lama tepatnya delapan tahun sesudah album studio terakhirnya Havoc and Bright Lights (2012), Alanis Morissette yang dijuluki Queen of Alt-Rock Angst oleh majalah Rolling Stone ini akhirnya nongol dengan album terbaru bertajuk Such Pretty Forks In The Road yang sudah tentu menjadi pelepas dahaga bagi para penggemar setianya.

Album baru penyanyi dan juga penulis lagu dahsyat multitalenta multi instrumentalis asal Ottawa (Kanada) ini tadinya dijadwalkan rilis 1 Mei 2020 namun karena wabah corona akhirnya dimundurkan ke tanggal 31 Juli dan diterbitkan dalam format CD dan digital download.

Such Pretty Forks In the Road menjadi album studio internasional sang musisi yang ketujuh sekaligus album studio kesembilan sepanjang karir musiknya (dua album pertamanya hanya dirilis nasional di Kanada).

Album dengan kover dominasi warna hitam dengan gambar wajah Alanis dipenuhi glitter dengan pose mata tertutup mulut terbuka ini memuat 11 track yang rata-rata berdurasi empat menit.

Mulai dari Smiling, Ablaze, Reasons I Drink, Diagnosis, Missing the Miracle, Losing the Plot, Reckoning, Sandbox Love, Her, Nemesis, dan Pedestal, semua dibungkus dalam nuansa pop soft rock dengan lirik-lirik yang mengalir bercerita tentang sebuah kerapuhan sekaligus keberhasilan untuk bertahan dari segala cobaan. 

Cover album baru Alanis Morissette (foto: amazon.fr)
Cover album baru Alanis Morissette (foto: amazon.fr)
Banyak didominasi bunyi-bunyian piano, keyboard dan instrumen string, di album ini sang biduanita menyuguhkan musik bak orkestra terkadang dengan atmosfer mistis nan menghantui, sebuah aransemen yang layak diberi tepuk tangan, begitu pula dengan lirik-lirik lagunya.

Seluruh tembang pada Such Pretty Forks In the Road ditulis Alanis bersama Michael Farrell, seorang penulis lagu, multi instrumentalis yang pernah membantu album Morrissey dan Macy Gray. Album ini masih bercita rasa Alanis Morissette dengan olahan suaranya yang tetap powerful di usianya yang sudah kepala empat.

Such Pretty Forks In the Road memang tidak se-ngebeat dan seenerjik album Jagged Little Pill 25 tahun lalu yang nyata-nyata diacungi banyak jempol oleh para kritikus musik dan juga oleh jempol saya, tapi album ini adalah kematangan seorang Alanis yang sudah berjibaku dengan emosi dalam hidup mulai dari kekecewaan karena cinta, alkohol, eating disorder hingga mengalami depresi post-partum. 

Alanis Morissette kini (latimes.com/Jay L. Clendenin)
Alanis Morissette kini (latimes.com/Jay L. Clendenin)
Sebelumnya Alanis memang dikenal sebagai penyanyi yang liriknya berisikan amarah dengan kata-kata yang eksplisit. Ia pun mengakui kalau ia memang suka dengan yang namanya amarah, sah-sah saja. Baginya amarah dapat membuat seseorang menjadi kuat, setidaknya untuk bisa mengatakan 'tidak' dan bisa menjadi kekuatan untuk membela diri sendiri dan orang lain.

Selain Jagged Little Pill, ada juga album ngomel-ngomel lain meski lebih kalem yaitu Flavors of Entanglement (2008) yang ia buat gara-gara jatuh ke jurang kekecewaan setelah putus dari sang tunangan, aktor Deadpool (2016) dan Deadpool 2 (2018) Ryan Reynolds.

Sebelum Such Pretty Forks In the Road dirilis, pada 2 Desember 2019 lalu musisi beranak tiga (9 tahun, 4 tahun, dan si bungsu 11 bulan) dari perkawinannya dengan rapper Mario 'Souleye' Treadway ini sudah memamerkan debut single-nya lebih dulu yang sedikit nge-beat berjudul Reasons I Drink.

Lagu yang disebut-sebut sebagai lagu terbaik di album ini bercerita tentang pertempuran seorang Alanis yang begitu ngos-ngosan melawan candu alkohol.

Di video klipnya ia memainkan empat versi dirinya dalam sebuah sesi konseling yang semua adalah cuplikan perjalanan hidup yang membawanya kepada kecanduan. Diawali intro permainan tuts-tuts piano yang lincah, tak lama Alanis pun segera membawa pendengar ke dalam cerita dan pengakuannya:

These/are the reasons I drink/
The reasons I tell everybody I'm fine even though I am not

These/are the reasons I overdo it/
I have been working since I can remember, since I was single digits... 

Cheers! (sambil angkat gelas) 


Selanjutnya pada 21 Februari 2020, Smiling menjadi single kedua yang diluncurkan penyanyi kelahiran 1 Juni 1974 ini. Lagu tersebut berkisah tentang keteguhan diri sang musisi dalam melewati berbagai cobaan hidup yang mengobrak-abrik dirinya.

Semula, Smiling dimunculkan dalam pertunjukan teater musikal rock yang ditampilkan di Teater Broadway pada Desember 2019 bertajuk Jagged Little Pill, terinspirasi dari album penyanyi dengan rambut menjuntai panjang pas buat kibas-kibas sebagai trademark-nya itu. 

Tak cukup dua single, Diagnosis menjadi single ketiga yang dirilis pada 24 April kemarin. Tembang yang berinstrumen piano lemah lembut ini bertutur tentang depresi yang menyelimuti diri sang musisi.

Setelah menjalani Diagnosis, Alanis mengeluarkan single keempat berjudul Reckoning pada 9 Juli lalu. Diawali dentingan piano seperti di film-film thriller, lagu ini bersuasana suram, gelap dihiasi alunan string yang mengiringi lirik-lirik penuh emosi tentang sebuah peristiwa yang pernah dialaminya.

Selain keempat single di atas, lagu-lagu lain dalam album ini juga patut disimak. Ada Nemesis yang berkisah tentang 'perjalanan' bersama obat psikedelik, ada Losing The Plot bercerita tentang insomnia, bagaimana Alanis mencoba membagi waktu antara berkarya dan mengurus buah hatinya.

Ada lagi Sandbox Love bertemakan sexual abuse yang juga pernah dialami sang musisi di masa muda. Lalu ada Pedestal, bercerita tentang perasaan insecure wanita dalam sebuah hubungan.

Pada bagian chorus, suara-suara string datang menggema yang hanya membuat lagu ini semakin menyayat-nyayat. Lagu favorit saya pada album ini jatuh pada Reasons I Drink, Pedestal dan Ablaze, sebuah tembang manis bertabur cinta dan harapan yang dipersembahkan Alanis untuk ketiga anaknya.

Saya selalu menyukai lirik-lirik torehan Alanis Morissette karena hampir semuanya berisi tentang uneg-uneg, perasaan dan opininya yang diterawang dari sudut pandang perempuan apalagi saya juga perempuan.

Lirik-liriknya yang terkadang misterius bin samar-samar banyak berkisah tentang peristiwa di hidupnya yang bisa kita jadikan pelajaran dan inspirasi. 

Tur Dunia
Seakan benar-benar ingin mengobati kerinduan para penggemar, sang musisi tidak hanya menyodorkan karya-karya barunya tapi juga akan merayakan 25 tahun usia album Jagged Little Pill dengan menggeber tur dunianya bertajuk Alanis Morissette World Tour 2020 Celebrating 25 Years of Jagged Little Pill.

Pada bulan April lalu, Alanis dan rombongan rencananya akan menyambangi Jepang (Tokyo dan Osaka), Filipina (Manila), beberapa kota besar di Australia dan New Zealand. Namun karena wabah corona yang semakin mengganas, ia putuskan mengalah dan menunda seluruh turnya termasuk di wilayah Amerika Utara dan Eropa yang pindah tayang di musim panas 2021.

Siap nge-tur! (gulfnews.com)
Siap nge-tur! (gulfnews.com)
Akhirnya setelah dijadwal ulang, bulan November mendatang, jika situasi tak lagi menantang, Alanis akan memulai turnya langsung mengunjungi negeri kanguru Australia dan negeri kiwi New Zealand. Setelah itu dari Juni hingga September 2021 gantian Amerika Serikat dan kampung halamannya Kanada yang akan disambangi.

Negara-negara di Eropa akhirnya bisa menikmati kehadiran Alanis dan lagu-lagu penuh maknanya di bulan Oktober hingga November 2021 yang akan dimulai dari Inggris berlanjut ke beberapa negara seperti Denmark, Italia dan berakhir di kota Paris, Prancis tanggal 13 November 2021 yang awalnya dijadwalkan 22 Oktober tahun ini.

Konser-konsernya tersebut akan dimeriahkan oleh penampilan guest star band alternative rock Garbage yang cukup bergema namanya di tahun 90-an dengan lagu yang kerap saya dengar di radio dan lihat di MTV berjudul Only Happy When It Rains (1995) dan solois wanita yang juga berdarah alternative rock Liz Phair.

Sedangkan spesial untuk konsernya di Australia, Alanis menggaet musisi nasional muda berbakat Julia Stone yang sudah pernah meraih trofi pada ajang musik bergengsi ARIA (Australian Recording Industry Association) Music Awards. 

Kiri: poster promosi tur dunia Alanis Morissette (foto: chicago-theater.com)
Kiri: poster promosi tur dunia Alanis Morissette (foto: chicago-theater.com)
Sepanjang karir musiknya, Alanis Morissette yang pernah menjadi opening act untuk konser Vanilla Ice di tahun 1991 ini sudah memboyong tujuh Grammy Awards di antaranya Grammy Awards 1995 pada kategori Album of The Year untuk album Jagged Little Pill (1995) dan Best Rock Song untuk lagu You Oughta Know di mana lagu ini menampilkan lincahnya cabikan bass dari bassis Red Hot Chili Peppers Flea dan erangan gitar Dave Navarro. 

Selanjutnya pada Grammy Awards 1996 Alanis memenangkan kategori Best Music Video Short Form untuk tembang Ironic juga dari album Jagged Little Pill. Kategori Best Rock Vocal Performance dan Best Rock Song, keduanya untuk single Uninvited berhasil disabet Alanis pada Grammy Awards 1998.

Sang musisi yang seorang vegan dan tengah menulis autobiografi setebal 1300 halaman ini juga pernah tampil di beberapa acara televisi dan menjadi co-headliner bareng penyanyi wanita Tori Amos dan Matchbox 20 di awal tahun 2008. 

Hingga sekarang bersama Such Pretty Forks In The Road, Alanis Morissette yang pernah memangkas pendek rambutnya di tahun 2004 dan 2018 ini telah menelurkan total sembilan album studio, tujuh album studio internasional dan dua album studio bernuansa pop-dance yang dirilis secara nasional di Kanada di awal karirnya yaitu Alanis (1991) dan Now Is The Time (1992).

Secara keseluruhan album-album terdahulunya telah terjual sebanyak lebih dari 60 juta keping di seluruh dunia. Semoga saja wabah corona segera berlalu sehingga jadwal tur sekaligus promosi album teranyar sang biduanita lancar, tidak carut marut lagi.

Dan ngomongin soal Alanis Morissette tidaklah lengkap tanpa bernostalgia dengan karya-karya keren uniknya seperti tembang Ironic yang takkan pernah terjadulkan oleh waktu karena keren itu jadul, jadul itu (sudah pasti) keren! 


Derby Asmaningrum
Prancis, 31 Juli 2020

Referensi: Satu, Dua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun