Keesokan harinya, 26 Juli, setelah disemayamkan di rumahnya di Jalan Sumatera, jenazah Andy Liany diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir disaksikan para penggemarnya yang tumpah ruah memadati ruas-ruas jalan. Sang rockstar penuh mimpi itu akhirnya dimakamkan di TPU Taman Bahagia, Bukit Cermin, Tanjungpinang tak jauh dari pusara sang ayah.Â
Album ketiga Andy yang masih dalam pengerjaan di saat ia tewas akhirnya diberi judul Cendera Mata. Album ini memuat dua lagu baru Andy berjudul Ingin Rasanya dan Aku Vs Kamu.Â
Selebihnya, lagu-lagu yang ada di album Misteri (1993) dan Antara Kita (1994) dimasukkan ke dalam album ini termasuk Jumpa Ceria dan Langkah Menuju Harapan yang ada di album band terdahulunya Fargat 727. Cendera Mata dirilis juga di tahun yang sama (1995) sebagai sebuah kenang-kenangan terakhir sang rockstar untuk para pemujanya.Â
Andy yang terkadang misterius namun tiba-tiba bisa heboh riang gembira itu memang menyimpan banyak rahasia selama hidupnya termasuk kisah cintanya.Â
Setelah ia tiada barulah terungkap bahwa ia pernah menjalin hubungan istimewa dengan seorang aktris ternama dan juga dengan seorang model yang tengah populer.
Sebelum kematiannya, ia bahkan sudah mantap akan menikahi perempuan Indonesia pilihannya yang saat itu tengah menempuh pendidikan di Eropa.
Ketika Andy Liany tewas, saya masih SMP. Terus terang saya lebih intim lagi menyelami karya-karyanya justru setelah kematiannya.
Kebetulan paman saya waktu itu punya koleksi kaset sang idola yang akhirnya saya pinjam untuk selamanya alias nggak dikembalikan. Dari situ saya pun bercita-cita ingin mempunyai pacar seperti Andy Liany, harus berambut panjang dan seorang rocker. Hehe...
Dari dokter jadi rocker
Lahir di Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau dengan nama July Hendri pada 19 Juli 1964, Andy kecil sudah menunjukkan kesenangannya bernyanyi.
Ia nyata-nyata mewarisi darah seni sang ayah alm Saleh Rachim yang pernah tergabung dalam grup Usman Rachim Bersaudara di tahun 50-an dan populer di Belitung, tempat ayahnya berasal.Â