Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - IRT biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Suka musik rock. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pramugari, di Balik Senyum dan Anggunnya Seragam

10 April 2019   04:33 Diperbarui: 10 April 2019   13:36 4419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan kartu izin terbang maskapai Singapore Airlines (foto : Derby Asmaningrum)

Pramugari. Mereka menjalani hidup di hamparan cakrawala. Berjanji setia mengikuti ke mana pun si burung besi mengangkasa. Berani terbang tinggi beribu-ribu kaki menyeberangi horison yang membentang, memendam kerinduan beribu-ribu mil jauhnya dari orang-orang yang dicinta, senantiasa menggoreskan cerita dari setiap tempat di penjuru bumi yang disinggahi.

Ditemani sebuah koper yang menjadi saksi bisu tiap-tiap perjalanan, mereka tak ragu menapaki kaki langit mengantar ribuan nyawa melintasi darat dan lautan dengan menggenggam satu misi utama, selamat sampai di tujuan.

Menjadi seorang pramugari atau awak kabin memang bisa mewujudkan impian segelintir wanita yang ingin sekali, katakanlah keliling dunia, berkesempatan mendatangi tempat-tempat di segala sudut bumi yang belum tentu orang lain bisa pergi ke sana, diinapkan di hotel-hotel berbintang serta meraup upah yang tidak sedikit, menjadi suatu gambaran profesi yang sangat menggiurkan. 

Selama ini yang terlihat oleh mata, tugas dari seorang pramugari hanya sebatas mendorong-dorong trolley menyajikan makanan dan minuman kepada para penumpangnya dibarengi seulas senyum dalam balutan seragam maskapai yang anggun. Sesuatu yang sangat mudah sekali dikerjakan, namun di balik semua itu, terdapat sebuah kerja keras, dedikasi serta pembelajaran yang takkan pernah terhenti. 

Kalau mau menengok lebih dalam, perjalanan ketika digembleng menjadi seorang awak kabin penuh dengan lika-liku, tidaklah segampang yang orang bayangkan, setidaknya untuk saya yang pernah bekerja untuk maskapai internasional milik negara Singapura yaitu Singapore Airlines (berkode SQ dan SIA) yang sudah 4 kali menyabet gelar sebagai airline terbaik nomer satu di dunia (Airline of The Year) ditahun 2004, 2007, 2008 dan 2018 versi situs penerbangan wahid Skytrax.

Situs Skytrax sendiri merupakan perusahaan dari Inggris yang melakukan riset mengenai maskapai penerbangan. Perusahaan ini melakukan survei untuk menentukan maskapai, bandar udara, hiburan dalam pesawat, staff, dan elemen perjalanan udara terbaik lainnya.

Selain survei ini, Skytrax juga memiliki forum maskapai penerbangan tempat penumpang pesawat dapat memberikan ulasan untuk dilihat oleh calon penumpang lain (Wikipedia).

Kode 2 digit SQ merupakan pemberian IATA (International Air Transport Association atau Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional) di mana Singapore Airlines tergabung sebagai anggota. IATA adalah sebuah organisasi perdagangan internasional yang terdiri dari maskapai-maskapai penerbangan bermarkas di Montreal, Kanada. 

Maskapai-maskapai penerbangan anggotanya diberikan kelonggaran khusus sehingga dapat mengonsultasikan harga antara sesama anggota melalui organisasi ini. IATA juga bertugas menjalankan peraturan dalam pengiriman barang-barang berbahaya dan menerbitkan panduan Peraturan Barang-barang Berbahaya IATA (IATA Dangerous Goods Regulations), tulis Wikipedia.

Sedangkan kode 3 digit SIA disematkan oleh ICAO (International Civil Aviation Organization atau Organisasi Penerbangan Sipil Internasional), yaitu sebuah lembaga dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengembangkan teknik dan prinsip-prinsip navigasi udara internasional serta membantu perkembangan perencanaan dan pengembangan angkutan udara internasional untuk memastikan pertumbuhannya terencana dan aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun