Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu-ibu biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pramugari, di Balik Senyum dan Anggunnya Seragam

10 April 2019   04:33 Diperbarui: 10 April 2019   13:36 4419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan kartu izin terbang maskapai Singapore Airlines (foto : Derby Asmaningrum)

Selain rute yang akan kita terbangi, sebuah flight roster juga berisi jadwal untuk melakukan medical check-up (peraturan SQ adalah tiap 6 bulan sekali), jadwal untuk kembali melakukan training SEP dan tanggal ujiannya, serta jadwal untuk menghadiri pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan diri di dunia penerbangan. 

Flight Briefing 
Urutan kerja sebagai awak kabin SQ, pertama-tama adalah harus menghadiri flight briefing dengan reporting time 2 jam sebelum STD (Scheduled Time of Departure atau jadwal waktu keberangkatan). Jadi kalau STD-nya jam 7 pagi maka reporting time jam 5 pagi. Saya sudah harus melek jam 2 pagi di mana kedua mata masih lengket, jiwa raga masih betah menempel pada kasur dan bantal. 

Agar semangat bergemuruh di dada, lagu kramat Paradise City milik Guns N' Roses yang dibuka dengan petikan gitar Slash disusul gebukan drum si keren Steven Adler pun terdengar di seantero kamar. Setelah itu saya melakukan ritual 3M yaitu Mandi, Make-up dan Makan. Sebelum meninggalkan apartemen, saya pasti menghubungi orangtua melalui ponsel untuk pamit bertugas, meminta restu dan doa. Ya, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi setelah pintu pesawat ditutup lalu lepas landas.

Sesampainya di airport, saya langsung menuju Cabin Crew Control Centre yang waktu itu terletak di Basement Terminal 3 Bandara Changi sedangkan Control Centre buat para pilot berada di Basement Bandara Changi Terminal 2. Setelah absen melalui komputer, ruang briefing adalah tujuan selanjutnya di mana sudah menanti tim terbang hari itu. 

Hal-hal yang dibahas dalam sebuah flight briefing adalah pembagian tugas untuk masing-masing kru misalnya siapa saja yang harus duduk di tiap-tiap pintu pesawat atau siapa yang harus bekerja di galley (sebutan untuk 'dapur' pesawat). 

Selain itu kami akan membicarakan situasi kota yang dituju, kurs mata uangnya, tanya jawab tentang safety dan service procedure hingga mendiskusikan profil penumpang, contohnya, penerbangan ke kota A yang hanya 4 jam tekenal sulit karena para penumpangnya yang super demanding, biasanya terjadi di kelas ekonomi, di mana baru boarding sudah menginginkan ini itu plus bawaan cabin baggage yang beratnya terkadang keterlaluan, sepanjang penerbangan pun tak henti-hentinya meminta macem-macem (biasanya minuman beralkohol). 

Sebaliknya, ada penerbangan ke kota B dengan flight time yang lebih lama namun penumpangnya tertib dan kalem yang membuat kami para pramugari harus sedikit 'memaksa' mereka agar mau ini mau itu. Dengan mengenal dan memahami profil penumpang di tiap-tiap flight, hal itu akan memudahkan para awak kabin dalam mengatur strategi untuk inflight service yang lebih baik.

Ada pula saat-saat ketika harus berhadapan dengan penumpang yang hobi marah-marah kepada awak kabin hanya karena mau pindah tempat duduk agar bisa duduk berdekatan dengan anggota keluarga yang lain atau ketika check-in bersitegang dengan ground staff atau ada lagi yang sedang memiliki problem pribadi sehingga ketika masuk pesawat, menumpahkan kekesalannya kepada kru. Ya, kami sebagai pramugari terkadang menjadi destinasi terakhir mereka untuk itu. Kasihan, ya jadi pramugari? Tapi nggak ah, justru saya yang kasihan sama para penumpang macam itu. Ahaahahah.. 

Setelah briefing selesai, saya dan tim berjalan menuju gate keberangkatan dan langsung memasuki aircraft. Tidak pernah ada awak kabin dan penumpang yang masuk ke dalam pesawat bersama-sama. Layaknya sebuah rumah, pasti si empunya akan bersiap-siap dahulu sebelum menyambut si tamu. Waktu itu teman saya pernah bertanya apakah bersih-bersih kabin setelah pesawat landing juga termasuk tugas dari para pramugari? Jawabannya tidak karena kami sudah capek ahahahaha bukan deng, tapi karena sudah ada para petugas yang melakukannya mulai dari membersihkan lantai kabin hingga mengganti sarung bantal dan selimut. Jadi pramugarinya ngapain, dong?

Ketika memasuki pesawat, masing-masing awak kabin memiliki tugasnya sendiri-sendiri yang sudah dimandatkan oleh Inflight Manager (Inflight Supervisor) ketika melakukan flight briefing. Tugas utamanya adalah mengecek tiap-tiap pintu pesawat apakah ada kelainan fisik, memeriksa safety equipments mulai dari fire extinguisher, oxygen bottle, senter, first-aid box (kotak P3K) masih harus tersegel alias baru, mengecek defibrillator (stimulator detak jantung yang menggunakan listrik dengan tegangan tinggi, Wikipedia), memeriksa smoke detector di tiap-tiap toilet hingga mengecek pelampung (life vest) yang berada di bawah tiap-tiap kursi penumpang untuk memastikan ada wujudnya alias tidak hilang dicuri orang dan harus dalam keadaan terbungkus rapi tidak menjulur-julur keluar. 

Setelah itu, awak kabin juga harus memastikan kompartemen atas (overhead compartment) kosong, tidak terdapat benda-benda asing yang bukan milik pesawat misalnya rompi milik ground staff atau vacuum cleaner petugas kebersihan yang tertinggal di dalam kabin. Semua harus di-offload semata-mata demi keselamatan sampai di tujuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun