Memandangi foto lamamu di dalam bingkai coklat
Satu demi satu kenangan merambat mencuat
Perlahan senyum menghampiri
Dilawan dengan air mata yang membanjiri
Kau dan gitar merahmu hanyalah kesempurnaan
Helai-helai rambutmu yang menyala menawan
Kau sibakkan dengan penuh godaan
Matamu yang selalu liar menerawang
Kau biarkan menjamah setiap hati yang terkekang
Lincah gerak tubuhmu
Nyata menyatu dalam melodi yang kau mainkan
Bibir indahmu mengalunkan lirik lagu yang memabukkan
Tentang pedih, sakit hati dan kesetiaan
Mereka bilang kau musisi
Tapi kusebut kau kekasih
Sampai aku lupa diri
Meski cinta kadang tak harus memiliki
Semangatmu telah membuatku beraksi
Menjalani hidup dengan segenap inspirasi
Kau bersinar cepat
Tapi hanya silau yang kau dapat
Ruang-ruang di hidupmu seakan tak lagi memberimu tempat
Hingga kini semua telah terlambat
Kau dicintai
Olehku dan oleh mereka yang tergila-gila padamu
Kau pun mencintai aku dan mereka
Meski tidak pernah bisa sepenuhnya
Karena kau hanya menjadi kenangan
Antara pahitnya kisah cinta dan kenyataan...
Paris, 29 Agustus 2018
Terinspirasi oleh musisi idola saya, Jani Lane (1964 - 2011), lead vocal band rock lawas "Warrant".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI