Mohon tunggu...
Dera Haluer
Dera Haluer Mohon Tunggu... Novelis - Pujangga Gadungan

Aku Dera! Pujangga gadungan Penulis picisan yang lahir dari zaman kegalauan Ditakdirkan dengan keresahan karena tak bisa move on dari sang mantan Kemudian suatu waktu imaji hinggap dengan iseng menghibur perasaan Memberi titah agar tak hanya diam menahan lagi rasa penyesalan Katanya, "Kenapa tak kau tumpahkan saja jadi syair hiburan?"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

One Piece

17 Januari 2023   17:21 Diperbarui: 17 Januari 2023   17:28 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari berbagai ujung dunia dalam satu cakrawala,

Cerita tentang harta karun itu masih melegenda dalam jiwa,

Terpampang menjadi sebuah impian para pecinta;

Tentang akan bagaimana akhir sebuah cerita nan luar biasa

Jemu nihil bertamu walau dua puluh tiga tahun berlalu.

Goresan kata-kata seru masihlah melekat dalam hati yang menggebu,

Barangkali tidak hanya sebuah cerita,

yang manusia lain pandang sebelah mata dan berkata:

"Apa sih bagusnya nonton itu? Hanya kartun."

Anggapan-anggapan ciut berbalut ketidaktahuan,

Hanya mampu menggeneralisir kartun tentang sebuah hiburan,

Adalah sebuah mahakarya luar biasa mangaka,

Padat akan pembelajaran yang tersirat dalam setiap alur cerita,

Gambaran penuh makna yang pernah terjadi di dunia nyata:

Tentang politik, genosida, korupsi, pernikahan politik, rasisme, obat-obatan, pandemi, pemerintahan diktator, perdagangan manusia, eksperimen manusia, perbudakan, kerusakan lingkungan, hingga sejarah yang dirahasiakan penguasa.

Begitulah One Piece menurut aku si pecinta, 

Harta karun manusia nan luar biasa,

Source: Blog of Perekah-Kata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun