yang mengejar kami. Kemana laki-laki berpakaian hitam satunya?,
aku dan Fajar terus berlari, melewati beberapa kantor bank yang sudah tutup. Kami sampai di pertigaan jalan Teh dan jalan Coklat. “belok kanan Ris, nanti tembus jalan gula, terus nanti ke Slompretan Pasar Bong” “yowis ayo cepet...!! orang itu sudah semakin dekat”
Aku dan fajar masuk ke jalan Teh, kami mempercepat
gerak lari kami. Fajar yang tubuhnya lebih besar dari aku,
jangkauan langkahnya lebih lebar daripada aku,
sehingga posisinya berada di depanku. Aku terus lari
membuntuti Fajar dari belakang. Aku lihat laki-laki yang
mengejar kami, juga masuk ke jalan Teh.
Jarak kami kira-kira dua puluh meter. Laki-laki itu melihatku
seperti aku ini adalah mangsanya. Nafas terengah-engah dan