Mohon tunggu...
Departemen Ilmiah HIMAGIZU
Departemen Ilmiah HIMAGIZU Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa Nutrisionist Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Sebuah organisasi Himpunan Mahasiswa Prodi S1 Gizi fakultas kesehatan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

IODIN VOL-27 Strategi Makan untuk Menjelajahi Konsep Dasar Gizi Seimbang

28 Januari 2024   12:36 Diperbarui: 28 Januari 2024   12:48 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gizi seimbang adalah Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi. 

Asupan gizi yang tepat dan seimbang adalah salah satu faktor kunci dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan tubuh. Nutrisi yang cukup dan tepat memberikan energi dan bahan bakar yang diperlukan oleh tubuh. Memahami pentingnya asupan gizi adalah langkah awal dalam mengadopsi gaya hidup sehat dan mencegah berbagai penyakit terkait nutrisi.

Pengaruh kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu sejak janin sampai anak berumur dua tahun, tidak hanya terhadap perkembangan fisik, tetapi juga terhadap perkembangan kognitif yang berpengaruh terhadap kecerdasan dan ketangkasan berpikir serta terhadap produktivitas kerja. 

Kekurangan gizi pada masa ini juga dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa seperti kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, stroke dan diabetes. 

Pencegahan timbulnya masalah gizi tersebut, memerlukan kegiatan sosialisasi pedoman Gizi Seimbang yang bisa dijadikan sebagai panduan makan, beraktivitas fisik, hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal.

Pedoman Gizi Seimbang menjadi panduan praktis untuk masyarakat dalam menjaga pola makan yang sehat. Dengan 10 pedoman gizi seimbang yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia seperti mengonsumsi aneka ragam makanan pokok, membatasi konsumsi makanan tidak sehat, beraktivitas fisik rutin, dan menjaga berat badan ideal, diharapkan dapat membantu mengatasi masalah terkait perilaku makan dan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan gizi. Melalui pemahaman dan penerapan pedoman gizi seimbang, diharapkan masyarakat dapat mencapai pola makan yang seimbang dan mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Kata Kunci : Gizi Seimbang, Nutrisi, Produktivitas Kerja

Gizi seimbang adalah Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi. 

Asupan gizi yang tepat dan seimbang adalah salah satu faktor kunci dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan tubuh. 

Nutrisi yang cukup dan tepat memberikan energi dan bahan bakar yang diperlukan oleh tubuh agar berfungsi dengan baik. Memahami pentingnya asupan gizi adalah langkah awal dalam mengadopsi gaya hidup sehat dan mencegah berbagai penyakit terkait nutrisi.

Data riset kesehatan dasar yang dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah Indonesia menunjukkan situasi gizi anak usia sekolah yang masih memprihatinkan. 

Riset Kesehatan Dasar terakhir yang dilaksanakan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa proporsi gizi lebih dan obesitas pada kelompok tersebut menunjukkan kecenderungan peningkatan. 

Proporsi gizi lebih berturut-turut dari tahun 2007 sebesar 8,6% meningkat pada tahun 2013 menjadi 11,5%, dan kembali meningkat menjadi 13,6% pada tahun 2018. Adapun proporsi obesitas berturut-turut dari tahun 2007 sebesar 10,5 % meningkat pada tahun 2013 menjadi 14,8 %, dan meningkat menjadi 21,8 % pada tahun 2018.

(Kemenkes, 2019; Kementerian Kesehatan RI, 2019).

Kebutuhan gizi dini dipenuhi dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan mempertahankan berat badan normal. Hal ini dilakukan untuk mencegah gangguan gizi. Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Prof. Dr. Ir. Ahmad Sulaeman M.S menyatakan bahwa salah satu pilar utama gizi seimbang yaitu dengan mengkonsumsi beraneka ragam pangan. 

Tidak ada satu komoditas pangan Tunggal pun yang memiliki kandungan gizi yang lengkap dan mencukupi. Prof. Sulaeman juga menekankan bahwa upaya jenis pangan yang dikonsumsi hendaknya mencakup pangan sumber energi dan zat gizi sehingga kebutuhan akan pangan dan gizi dapat terpenuhi baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Penyebab terjadinya masalah gizi lebih secara umum adalah ketidakseimbangan asupan dan penggunaan energi oleh tubuh. Asupan makanan tinggi kalori disatu sisi dan rendahnya aktivitas fisik disisi lain merupakan penyebab meningkatnya prevalensi obesitas. 

Masalah ini terjadi mulai anak usia sekolah dasar, remaja dewasa hingga kelompok usia lanjut. Studi menunjukkan bahwa masalah gizi lebih sangat dipengaruhi oleh gaya hidup  termasuk pola makan. 

Gaya hidup sedentary dan pola makan tinggi kalori, tinggi lemak serta rendah serat menjadi faktor risiko kejadian gizi lebih. Upaya penanggulangan masalah gizi lebih sebenarnya dapat dilakukan apabila pedoman gizi seimbang diterapkan dengan baik oleh seluruh masyarakat. Pedoman gizi seimbang yang saat ini digunakan sebagi petunjuk gizi sebenarnya telah memuat pesan untuk mencegah terjadinya masalah gizi lebih.

(Permatasari and Setiawati, 2017).

Gaya hidup sedentary dan pola makan tinggi kalori, tinggi lemak serta rendah serat merupakan sebuah permasalahan karena kurangnya pengetahuan dan sikap tentang gizi seimbang. Sampai saat ini masih banyak siswa sekolah dasar yang belum memiliki pengetahuan memadai tentang pedoman gizi seimbang. 

Hal ini dikarenakan kurikulum Pendidikan sekolah dasar belum memasukkan materi pedoman gizi seimbang. Keterbatasan jam pelajaran menyebabkan tidak semua materi tentang gizi dan kesehatan dapat diajarkan di sekolah dasar. Oleh karena itu perlu ada upaya untuk memasukkan pendidikan gizi melalui berbagai kegiatan sekolah.

Pembahasan

Pengaruh kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu sejak janin sampai anak berumur dua tahun, tidak hanya terhadap perkembangan fisik, tetapi juga terhadap perkembangan kognitif yang pada gilirannya berpengaruh terhadap kecerdasan dan ketangkasan berpikir serta terhadap produktivitas kerja. 

Kekurangan gizi pada masa ini juga dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa, yaitu kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, stroke dan diabetes.

Pencegahan timbulnya masalah gizi tersebut, memerlukan kegiatan sosialisasi pedoman Gizi Seimbang yang bisa dijadikan sebagai panduan makan, beraktivitas fisik, hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal. Pendidikan dan penyuluhan gizi dengan menggunakan slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang dimulai 1952, telah berhasil menanamkan pengertian tentang pentingnya gizi dan kemudian merubah perilaku konsumsi masyarakat. 

Prinsip 4 Sehat 5 Sempurna yang diperkenalkan oleh Bapak Gizi Indonesia Prof. Poorwo Soedarmo yang terinspirasi dari Basic Four Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan pada era 1940an adalah menu makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan, serta minum susu untuk menyempurnakan menu tersebut. 

Namun slogan tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu dan permasalahan gizi dewasa ini sehingga perlu diperbarui dengan slogan dan visual yang sesuai dengan kondisi saat ini.

Prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet hasil kesepakatan konferensi pangan sedunia di Roma Tahun 1992 diyakini akan mampu mengatasi beban ganda masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi. 

Di Indonesia prinsip tersebut dikenal dengan Pedoman Gizi Seimbang. Perbedaan mendasar antara slogan 4 Sehat 5 Sempurna dengan Pedoman Gizi Seimbang adalah: Konsumsi makan sehari-hari harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur. Konsumsi makanan harus memperhatikan prinsip 4 pilar yaitu aneka ragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik dan memantau berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal.

Konsep dasar gizi seimbang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 41 tahun 2014 tentang pedoman gizi seimbang sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Permenkes ini sendiri ditetapkan atas pertimbangan penerapan gizi seimbang di masyarakat yang belum optimal di mana masih banyak sekali dijumpai berbagai masalah terkait perilaku makan, perilaku hidup bersih dan sehat, serta penyakit-penyakit yang berkaitan dengan gizi.

Panduan pangan visual konsep dasar gizi seimbang digambarkan melalui bentuk Tumpeng Gizi Seimbang dan Piring Makanku, Sajian Sekali Makan. 

Tumpeng Gizi Seimbang dimaksudkan sebagai gambaran dan penjelasan sederhana tentang panduan porsi makanan dan minum serta aktivitas sehari-hari termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah makan serta memantau berat badan. Sementara Piring Makanku merupakan Sajian Sekali Makan dimaksudkan sebagai panduan yang menunjukkan sajian makanan dan minuman pada setiap kali makan. 

Di piring tersebut, dianjurkan di mana 50% total jumlah makanan adalah sayur dan buah, lalu 50% lagi diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk. Dari proporsi tersebut, dianjurkan agar porsi sayur lebih banyak dari buah, dan porsi makanan pokok lebih banyak dari lauk-pauk. Tidak lupa juga anjuran minum setiap kali makan, baik sebelum, sesudah, atau ketika makan.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia memiliki 10 pedoman gizi seimbang antara lain sebagai berikut:

  • Membiasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok. Adapun jenis makanan pokok, seperti jagung, singkong, ubi, beras, talas, garut, sorgum, sagu, dan produk olahannya. Selain mengandung karbohidrat, makanan pokok juga mengandung vitamin B 1 (tiamin) dan B 2 (riboflavin) serta beberapa mineral.
  • Membatasi konsumsi panganan manis, berlemak, dan asin Ada baiknya sebelum mengonsumsinya baca label kemasan makanan untuk mengetahui komposisi makanan, nilai gizi, hingga mengetahui makanan rendah gula, garam dan lemak. Sebagai contoh, batasi konsumsi makanan dan minuman yang manis karena dapat meningkatkan resiko diabetes hingga obesitas.
  • Rutin aktivitas fisik dan pertahankan berat badan ideal. Serta aktif dalam melakukan kegiatan sehari-hari, seperti menyapu, berjalan kaki, berkebun, mencuci, mengepel, atau naik turun tangga.
  • Mengonsumsi lauk pauk yang berprotein tinggi. Selain buah dan sayuran, penting untuk memperhatikan sumber protein bagi tubuh. Dapat melengkapi lauk-pauk dari berbagai sumber protein, seperti daging sapi, daging ayam, daging kambing, bebek, ikan termasuk seafood, telur dan susu serta hasil olahannya. Selain itu ada juga sumber protein nabati yang diperlukan tubuh, meliputi kacang-kacangan dan hasil olahannya, seperti kedele, kacang hijau, tahu, tempe, kacang tanah, kacang merah, kacang hitam, dan lainnya.
  • Cuci tangan dengan sabun dan membilasnya menggunakan air mengalir Perilaku hidup bersih perlu ditanamkan dari diri sendiri agar terhindar dari penyakit.
  • Membiasakan sarapan pagi. Sarapan berguna untuk membekali tubuh dalam melakukan aktivitas fisik setelah bangun pagi secara optimal. Sarapan yang baik dapat berupa, karbohidrat, panganan lauk-pauk, sayuran atau buah-buahan serta minuman.
  • Membiasakan minum air putih yang cukup. Bagi tubuh air memiliki banyak fungsi seperti, pengatur suhu, pelarut, pembentuk sel dan organ, pembuang sisa metabolisme, pelumas sendi dan bantalan organ serta sebagai media transportasi gizi. Air dapat diperoleh dari makanan dan minuman yang kita konsumsi.
  • Banyak makan buah dan sayur yang dimana, buah dan sayur memiliki antioksidan sebagai penangkal senyawa jahat dalam tubuh.
  • Biasakan membaca label pada kemasan makanan. Sebelum membeli dan mengonsumsi makanan sebaiknya membaca label makanan yang ada pada kemasan. Gunanya untuk mengetahui komposisi atau kandungan yang tercantum pada makanan tersebut.
  • Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan. Dengan bersyukur dan selalu menikmati makanan yang beragam akan mewujudkan cara makan yang baik. Jadi, makanan pun dapat dikunyah dan dicerna oleh tubuh dengan baik.

Adanya pedoman gizi seimbang membuat kita mudah untuk mengetahui berapa banyak setiap jenis makanan yang kita makan. Isi setengah piring dengan buah-buahan dan sayuran. Lengkapi setengahnya lagi dengan biji-bijian dan protein, lemak dan juga mineral.

Kesimpulan

Kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, yang tidak hanya memengaruhi perkembangan fisik tetapi juga kognitif, kecerdasan, dan produktivitas kerja. 

Pencegahan masalah gizi memerlukan sosialisasi pedoman Gizi Seimbang, dengan penekanan pada prinsip aneka ragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik, dan pemantauan berat badan secara teratur. Meskipun slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang diperkenalkan sejak 1952 telah memainkan peran penting dalam mengubah perilaku konsumsi masyarakat, namun diperlukan pembaruan yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan permasalahan gizi dewasa ini.

Pedoman Gizi Seimbang menjadi panduan praktis untuk masyarakat dalam menjaga pola makan yang sehat. Dengan 10 pedoman gizi seimbang yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, seperti mengonsumsi aneka ragam makanan pokok, membatasi konsumsi makanan tidak sehat, beraktivitas fisik rutin,  menjaga berat badan ideal, diharapkan dapat membantu mengatasi masalah terkait perilaku makan dan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan gizi. 

Melalui pemahaman dan penerapan pedoman gizi seimbang, diharapkan masyarakat dapat mencapai pola makan yang seimbang dan mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Daftar Pustaka

I. Budiono, N. D. Putriningtyas, F. Indrawati, K. Kasman, and F. Kurniawan, "Upaya Peningkatan Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang Melalui Edukasi dengan Media Permainan Ular Tangga pada Siswa Sekolah Dasar," J. Pengabdi. Kesehat. Masy. Pengmaskesmas, vol. 2, no. 2, pp. 87--95, 2022.

Kodyat, B. A. (2014). Pedoman Gizi Seimbang 2014. Permenkes Ri,(41).

Selvi, S., Amisi, M. D., & Sanggelorang, Y. (2022). Pengetahuan, Sikap dan Praktik Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama tentang Gizi Seimbang. Sam Ratulangi Journal of Public Health, 2(2), 066-072.

Kemenkes RI, K. R. (2019). Pedoman Gizi Seimbang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun