Di dalam dunia korporasi maupun hukum, kemampuan negosiasi merupakan perangkat Soft skill yang wajib dimiliki Advokat dalam menangani dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan maupun individu.
Seorang lawyer (pengacara) tidaklah hanya berperan sebagai pihak yang memberikan nasihat hukum, namun juga harus bisa berperan sebagai negosiator yang terampil dalam mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi klien mereka.
Pada Artikel kali ini saya akan mengulas mengenai peran dan fungsi seorang lawyer dalam konteks negosiasi, serta bagaimana mereka menjalankan tugas sebagai negosiator dalam berbagai permasalahan yang terjadi dalam perusahaan maupun dalam masalah hukum secara lebih umum.
Peran dan Fungsi Lawyer dalam Negosiasi
Negosiasi merupakan proses interaksi antara dua pihak atau lebih untuk mencapai suatu keselarasan dan kesepakatan antar semua pihak yang terlibat. Dalam konteks perusahaan, negosiasi sering kali muncul dalam masalah seperti kontrak bisnis, penyelesaian sengketa, pengaturan kerjasama, serta masalah ketenagakerjaan. Di sisi lain, dalam ranah hukum, negosiasi dapat berperan penting dalam penyelesaian perkara melalui alternatif penyelesaian sengketa seperti mediasi atau arbitrase. Dalam hal ini seorang lawyer juga harus mampu berperan sebagai mediator yang memfasilitasi jalannya negosiasi, menjamin bahwa hak-hak klien tetap terlindungi, dan semua proses yang berlangsung sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.Â
Kita mulai dengan apa saja fungsi-fungsi utama seorang lawyer dalam negosiasi?Â
1. Memberikan Nasihat Hukum yang Tepat
Seorang lawyer memiliki pengetahuan yang mendalam tentang regulasi dan hukum yang berlaku, yang dapat menjadi dasar dalam menyusun strategi negosiasi. Sebelum memasuki tahap negosiasi, lawyer akan mengevaluasi situasi hukum yang dihadapi oleh klien, memetakan alternatif yang dapat diambil, serta menjelaskan risiko-risiko yang mungkin terjadi selama proses negosiasi.
2. Menyusun Posisi Negosiasi yang Kuat
Lawyer bertanggung jawab untuk mempersiapkan posisi yang paling menguntungkan bagi klien mereka dengan mempertimbangkan seluruh aspek hukum dan bisnis. Dalam penyusunan posisi ini, seorang lawyer harus memahami dengan baik hak-hak yang dimiliki klien dan peluang yang ada dalam kerangka hukum.
3. Menjaga Kepentingan Klien
Selama negosiasi, seorang lawyer berfungsi untuk menjaga kepentingan klien secara objektif dan rasional. Lawyer harus menghindari konflik kepentingan dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil tetap mengacu pada kepentingan terbaik klien, tanpa mengabaikan aturan hukum yang ada.
4. Mengurangi Potensi Konflik dan Risiko Litigasi
Salah satu tujuan utama dalam negosiasi adalah untuk menyelesaikan sengketa secara damai tanpa harus melalui jalur litigasi yang panjang dan mahal. Dengan menggunakan keterampilan komunikasi yang baik, seorang lawyer akan berusaha mencapai penyelesaian yang menguntungkan tanpa mengorbankan posisi klien di masa depan.
5. Menyusun Perjanjian yang Sah dan Mengikat
Setelah negosiasi mencapai titik kesepakatan, lawyer bertugas untuk menyusun perjanjian atau kontrak yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Ini termasuk memastikan bahwa seluruh klausul yang terdapat dalam perjanjian tidak bertentangan dengan hukum dan mencakup perlindungan yang memadai bagi klien.