Mohon tunggu...
Denyl Setiawan
Denyl Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - aku ingin bercerita

Menulislah, setelah kamu selesai membaca....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Eyang Uti Amy

30 Agustus 2020   21:22 Diperbarui: 3 Februari 2021   07:59 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*****

Aku mengerjap dalam pendaran sinar bola lampu kamar. Malam. Gelap menyamarkan pemandangan di balik jendela tanpa teralis warna putih khas bangunan rumah sakit. Tempat yang membelenggu.

"Tok...tok...tok...," terdengar ketokan samar di pintu kamar.

"Selamat malam, saya dokter Djoko, penganggung jawab pasien ini selama masa perawatan. Anda keluarga pasien?" Sapa dokter berperawakan tambun dan berkaca mata tebal, terdengar ramah.

"Saya...." Aku bingung harus memperkenalkan aku sebagai siapa.

"Berdasarkan observasi tim medis selama ini serta hasil pemeriksaan fungsi organ pasien, kami menyarankan agar dipastikan lagi ketersediaan penjamin yang akan menanggung seluruh biaya perawatan pasien. Kita belum bisa menentukan apa penyakit yang sedang diderita, alih-alih bisa melakukan penanganan dan pengobatan." Lelaki yang memperkenalkan dirinya sebagai dokter Djoko terus menjelaskan tanpa jeda.

"Maaf, saya...." Aku tidak tahu harus merespon apalagi.

"Pasien ini secara fisik nampak sehat, kami curiga pasien ini mengalami tekanan batin, yang terganggu adalah jiwa, seraya kita menunggu kesimpulan tim dokter, lebih baik seluruh keluarga pasien diminta hadir saja. Kita tidak pernah tahu sampai kapan kondisi akan seperti ini." Dokter itu mengakhiri seluruh narasinya.

"Maaf Dok..., saya hanya tukang sapu rumah sakit yang dibayar untuk menjaga pasien ini." Aku terbata-bata; takut dipecat pihak personalia, jika mereka tahu; aku menerima upah untuk pekerjaan ini.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun