Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nabi Ya'qub Alaihissalam Sebagai Ayah (1)

29 Januari 2025   06:38 Diperbarui: 29 Januari 2025   07:02 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin terbersit di pikiran kita bahwa kakak Yusuf alaihissalam yang jumlahnya 10 orang itu (tanpa Bunyamin) adalah orang-orang jahat yang dikendalikan rasa dengkinya hingga sampai hati 'menghilangkan' adik mereka. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'dy dalam kitabnya Badai'ul Fawaid Min Qisshati Yusuf Alaihissalam menafikan hal itu.

Bukankah dalam mimpinya Yusuf telah melihat 11 bintang, matahari dan rembulan bersujud kepadanya? Para ulama menafsirkan bahwa matahari dan rembulan adalah ayah dan ibunda Yusuf alaihissalam (atau sebaliknya), yakni Ya'qub dan ibu tirinya yang bernama Layya, sedangkan 11 gemintang itu adalah saudara-saudaranya yang 11 orang, termasuk Bunyamin. Permisalan bintang-gemintang itu adalah permisalan yang baik. Bintang adalah perlambang ketinggian dan cahaya, hiasan langit dan penunjuk jalan bagi para musafir.  Jadi, 10 saudara Yusuf itu sebenarnya merupakan orang-orang saleh yang tergelincir oleh sebab hasad (kedengkian) terhadap Yusuf.

Penggalan-penggalan dialog Ya'qub bersama anak-anaknya dalam surat Yusuf memberi kita sejumlah pelajaran sehubungan dengan pendidikan keluarga. Peran Ya'qub sebagai ayah diceritakan banyak, sedangkan peran ibu malah tidak ditemukan sama sekali. Ini menunjukkan peran sentral kepala keluarga dalam pendidikan para anggota keluarganya.

Di bagian awal surat, tertera dialog antara Yusuf dan ayahnya perihal mimpi yang ia lihat.

"Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, 'Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya bersujud kepadaku.'"

"Ayahnya (Ya'qub) berkata, 'Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, hingga mereka membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia.'" (QS. Yusuf: 2-3)

Tampaknya ada semacam keintiman antara Ya'qub dan Yusuf, sehingga Ya'qub menjadi pihak pertama yang menerima cerita tentang mimpi Yusuf.

Setelah mendengar penuturan anaknya, Ya'qub berpesan agar Yusuf tidak menceritakan kepada saudara-saudaranya perihal mimpi itu. Ia kuatir jika hasad timbul di hati saudara-saudara Yusuf -karena keutamaan yang dimiliki Yusuf---hingga hal itu membuat mereka melancarkan makar dan tipu daya.

Ini adalah firasat seorang ayah. Firasat yang dilandasi pengetahuan akan karakter putra-putranya. Demikianlah pada umumnya seorang ayah sangat paham dan mengerti betul karakter anak-anaknya, karena genetika mereka diturunkan dari dirinya juga.

Dikatakan dalam ayat:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun