Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nabi Ibrahim Sebagai Ayah

27 Desember 2024   06:08 Diperbarui: 27 Desember 2024   09:05 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ka'bah (Sumber: Freepik/Rochak Shukla)

Maka, tidak layak bagi Ismail yang merupakan nabi Allah beristrikan wanita yang kufur: senantiasa berkeluh kesah terhadap nafkah yang ia anggap kurang.

Ketika Ismail sudah berganti istri dan Ibrahim mendapati bahwa istri baru putranya itu bersyukur terhadap nafkah dari suaminya, ia pun meminta Ismail agar mempertahankan istrinya tersebut.

Kepatuhan Ismail terhadap Ibrahim tentu dilandasi kesadaran untuk berbakti kepada orang tua, sekaligus manifestasi rasa cintanya kepada Ibrahim selaku ayah.

Ketiga, pendidikan tauhid merupakan prioritas terbesar dakwah dan pendidikan para nabi kepada anak-anak mereka. Keberhasilan pendidikan juga diukur terutama dari sisi ini. Selaku utusan Allah, Ibrahim mengajarkan semua amal ibadah yang penting-penting serta akhlak yang mulia. Akan tetapi beliau tetap khawatir jika sepeninggalnya nanti anak-anaknya menjadi musyrik dengan menyembah berhala dan berpindah agama ke selain Islam.

Wajnubni wa baniyya an na'budal ash-naam 

"Jauhkan aku dan anak-anakku dari menyembah berhala!" (QS. Ibrahim: 35)

"Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): 'Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." (QS. Al-Baqarah: 132)

Menurut Syekh Abdurrahman Nashir As-Sa'dy, "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu." Maksudnya Allah telah menjadikannya untuk kalian dan memilihnya bagi kalian sebagai kasih sayang dan kebaikan kepada kalian, maka laksanakanlah, tunaikanlah syariat-syariatnya, hiasilah diri kalian dengan akhlak-akhlaknya hingga kalian senantiasa seperti itu, dan tidaklah kematian itu mendatangi dirimu kecuali kalian masih berpedoman padanya. Karena, barangsiapa yang hidup dengan suatu ajaran, niscaya dia akan meninggal dengan ajaran tersebut, dan barangsiapa yang meninggal dengan suatu ajaran, niscaya dia akan dibangkitkan dengan ajaran tersebut. (https://tafsirweb.com/574-surat-al-baqarah-ayat-132.html)

Oleh karena itu, pendidikan agama Islam hendaknya diarahkan pada penguatan iman dalam hati dan penguatan logika bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Bukan sekadar Islam sebagai pengetahuan (islamologi) atau justru sebaliknya: menanamkan keyakinan bahwa semua agama benar (liberalisme beragama), wal iyadzu billah.

Wallahu a'lam bis shawab.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun