Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Shahibil Huut

30 September 2024   06:34 Diperbarui: 30 September 2024   17:43 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka Kami perkenankan doanya dan Kami selamatkan ia dari kedukaan...

Itulah nikmat Allah. Nikmat taufik dan pertolongan, serta nikmat penyelamatan dari penderitaan. Nikmat itu dikatakan 'menyusul' dan 'mengejar' Yunus yang keliru karena terlarut emosi.

 "Kemudian ia ditelan ikan besar dalam keadaan tercela." (QS. Ash-Shaffat: 142)

Menurut Syaikh As-Sa'dy, 'tercela' dalam ayat ini yaitu lantaran marahnya kepada Rabb-nya. Marah kepada Rabbnya yakni seakan beliau tidak menerima ketentuan Allah berupa penolakan kaumnya atas dakwahnya.

 "Andai dia bukan golongan orang yang banyak bertasbih kepada Allah." (QS. Ash-Shaffat: 143)

Yakni: dahulunya ia termasuk orang-orang yang berzikir kepada Allah, lagi banyak zikirnya. Berkata Ibnu Abbas: ia termasuk orang yang mengerjakan salat. Berkata Wahb: termasuk orang yang suka beribadah. Kata Al-Hasan: bukan berarti dia salat di dalam perut ikan, akan tetapi dahulunya ia banyak beramal saleh. Kata Adh-Dhahhak: Allah mensyukurinya atas ketaatan yang dulu ia kerjakan.

Said bin Jubair menafsirkan ayat 'Andai dia bukan golongan orang yang banyak bertasbih kepada Allah' yakni ucapan Yunus: laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh zhaalimin. (Tafsir Ma'alimut Tanzil lil Baghawi, Jilid VII hal.60)

 "Niscaya dia akan tetap tinggal di perutnya (ikan) sampai hari kebangkitan." (QS. Ash-Shaffat: 144)

Maksudnya perut ikan itu akan menjadi kuburnya sampai hari kiamat. Akan tetapi karena tasbihnya dan ibadahnya kepada Allah maka Allah selamatkan ia. Demikianlah Allah menyelamatkan orang-orang mukmin saat mereka didera kesulitan.

 "Kami kemudian melemparkannya (dari mulut ikan) ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit." (QS. Ash-Shaffat: 145)

Tidak jelas jenis paus apa yang menelan Yunus alaihissalam. Beberapa spesies paus memang makan tidak dengan cara mengunyah mangsanya. Mereka makan dengan semata-mata menyedot dan menelan plankton-plankton dan ikan-ikan kecil dalam jumlah besar. Kebiasaan ikan paus yang lain ialah suka memuntahkan isi perutnya. Demikianlah setelah beberapa hari Yunus berada di perut ikan paus, ikan besar itu memuntahkan isi perutnya hingga Yunus terdampar di daratan yang tandus, tidak ada pepohonan dan tidak ada naungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun