Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bersangatan Cintanya

19 April 2024   06:51 Diperbarui: 19 April 2024   20:14 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: www.pexels.com

"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, mereka mencintai tandingan-tandingan itu seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman bersangatan cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, saat mereka melihat azab (di hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya." (QS. Al-Baqarah: 165)

Dalam Tafsir Al-Baghawi diterangkan bahwa yang dimaksud 'mencintai tuhan-tuhan tandingan selain Allah' itu ada dua pengertiannya:

Pertama, orang-orang musyrik itu mencintai tuhan-tuhan mereka -patung dan berhala- sebagaimana orang mukmin mencintai Allah. Kedua, orang-orang musyrik mencintai tuhan-tuhan tandingan itu sebagaimana mereka mencintai Allah. Pengertian kedua ini dikutip dari ahli bahasa Al-Zajjaj.

Menurut pengertian kedua, musyrikin masih mencintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala namun di samping itu mereka cintai pula tuhan-tuhan lain dan cinta mereka dalam hal ini setara dengan cinta mereka kepada Allah.

(Adapun orang-orang beriman bersangatan cintanya kepada Allah) Yakni lebih kuat dan lebih dawam/sinambung dalam cintanya karena mereka murni mencintai Allah (sebagai satu-satunya Ilah). Sedangkan orang musyrik jika mereka menyembah satu berhala, kemudian melihat berhala lain yang dianggapnya lebih baik maka ia hancurkan berhala pertama dan beralih ke yang kedua.

Meski demikian, saat terkena bala' orang musyrik berpaling dari sesembahan mereka dan beralih meminta kepada Allah, sebagaimana Allah Azza Wa Jalla kabarkan tentang mereka: 'Dan jika mereka menumpang bahtera mereka pun berdoa kepada Allah dengan seikhlas-ikhlasnya.' (Al-Ankabut: 65) Sedangkan orang mukmin tidak berpaling dari Allah, baik di saat lapang maupun sempit, senang ataupun sengsara. Demikian Al-Baghawi menukil Qatadah.

Berkata Said bin Jubair: "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla di hari kiamat memerintahkan orang yang membakar dirinya di dunia karena berhala agar masuk ke neraka jahannam bersama berhala-berhala mereka, namun mereka pun tidak memasukinya karena mereka tahu bahwa mereka akan kekal di dalamnya. Kemudian Allah berfirman kepada orang-orang mukmin -sedangkan mereka ada di hadapan orang-orang kafir-"Jika kalian cinta kepada-Ku masuklah ke dalam jahannam!" Maka kaum mukminin pun memasukinya -- kemudian menyerulah seorang penyeru di bawah Arsy: "Adapun orang-orang mukmin bersangatan cintanya kepada Allah" dan dikatakan bahwa Allah berfirman: "Adapun orang-orang mukmin bersangatan cintanya kepada Allah" karena Allah lebih dulu mencintai mereka, maka mereka pun mencintai-Nya. Dan siapa yang dipersaksikan Allah memiliki sifat cinta maka kecintaan Allah itu jauh lebih sempurna. Firman Allah, "Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah."(Al-Maidah: 54)

Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alus-Syaikh dalam Fathul Majid menukil perkataan Ibnul Qayyim dan Ibnu Taimiyah bahwa yang dimaksud 'tandingan' di sini adalah tandingan dalam hal cinta dan pengagungan bukan dalam hal penciptaan dan rububiyah.

Artinya, orang musyrik masih mengakui Allah sebagai pencipta, pemberi rezeki dan pengatur alam semesta, akan tetapi mereka menyekutukan Allah dengan yang lain dengan cara mencintai dan mengagungkan sesembahan mereka (patung dan berhala).

Kata 'mahabbah' lebih umum daripada 'mawaddah'. Kata yang terakhir ini biasanya ditujukan kepada sesama manusia. Ada pula kata 'rahima-yarhamu-rahmatan' yang lebih tepat diartikan sebagai belas kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun