Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tahapan Usia: Kisah Bayi Musa Alaihissalam

10 April 2023   14:23 Diperbarui: 9 Juli 2023   16:29 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikianlah pemeliharaan Allah atas kekasih-Nya dan kuasa takdir yang memperdaya Firaun. Lelaki keturunan Bani Israil yang ia takuti kelak menghancurkan kerajaannya justru ia pelihara di dalam istananya, sebagai anak angkat dari istrinya. Dan istrinya itu pun kelak beriman kepada Allah Azza Wa Jalla.

Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (rahasia tentang Musa), andai tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah).

Hatinya menjadi hampa dan sedih. Pikirannya hanya terpaku pada keselamatan bayi itu. Rasa iba dan kekuatiran itu bercampur baur dan merupakan emosi yang wajar dari seorang ibu.

Ibunda Musa mengetahui bahwa bayinya masuk ke istana Firaun. Sebelumnya ia telah perintahkan anak perempuannya (kakak perempuan Musa) untuk mengawasi ke mana peti itu pergi.

Skenario Allah yang lain pun berlaku. Para wanita yang ada di istana Firaun tidak bisa menyusui bayi Musa karena bayi itu menolak disusui. Dan keluarga istana kuatir kalau bayi itu sampai mati.

Dan Kami halangi dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudari Musa), "Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan dapat berlaku baik padanya?"

Maka ia ajukan ibunya yang tidak lain adalah ibu kandung Musa sendiri. Maka Musa dengan segera menyusu dalam keadaan Asiah tidak menyadari bahwa wanita Bani Israil itu adalah ibu kandung dari anak angkatnya.

Asiah lantas menawarkan kepada Ibunda Musa untuk tinggal di istananya, akan tetapi Ibunda Musa menolak, dengan alasan ia punya suami dan anak-anak yang lain. Demikianlah pada akhirnya bayi Musa disusui oleh ibu kandungnya sendiri dengan skenario takdir yang menakjubkan dari Ar-Rahman.

Benarlah janji Allah bahwa rasa takut, sedih, dan hampa yang dialami Ibunda Musa kini berganti dengan rasa senang dan kebahagiaan yang luar biasa. Ia dapat mengasuh dan menyusui puteranya lagi, bahkan diberi upah yang sangat besar untuk itu.

Allah berfirman kepada Ibunda Musa: "Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang dari para rasul." (QS. Al-Qasas: 7)

Sedangkan kepada Musa Allah berfirman: "Maka Kami kembalikan engkau (wahai Musa) kepada ibumu, agar engkau menjadi penyejuk matanya dan agar ibumu tidak bersedih hati." (QS. Thaha: 40)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun