"Selalu ada kepala banteng, bunga tujuh rupa, dupa, kemenyan, arang, alat musiknya, cemeti. Semua unsur itu daplikasikan dalam batik. Jadi kalau tidak ada kepalanya biasanya dimunculkan bunga tujuh rupa atau yang lain," jelasnya.
Anjani berhasil melestarikan tradisi dan budaya yang melahirkan sebuah ciri khas yang baru. Batik Bantengan yang kini telah dipatenkan sebagai batik khas Kota Batu bukan hanya merambah pasar lokal dan nasional. Karya-karya Anjani juga merambah pasar internasional dengan mengikuti pameran besar di Malaysia, Singapura, Taiwan, Ceko, India hingga Australia.
Usaha Anjani Sekar Arum dalam melestarikan budaya Bantengan, mengangkat derajat ekonomi daerah, serta meneruskan keahlian pada generasi muda inilah yang membuatnya menjadi penerima Apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2017 di bidang kewirausahaan.
Selain sanggar dan galeri batik, Anjani juga mendirikan Komunitas Batik Cilik Indonesia yang tersebar di beberapa kota seperti Batu, Yogyakarta dan Singkawang dimana komunitas ini saling bersinergi dan terus berjejaring.
"Cita-cita dan kepuasan saya adalah membangun komunitas pembatik cilik se-Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Dengan begitu akan muncul bibit-bibit pembatik Indonesia dan batik bisa dikenal secara luas,"Â tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H