Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Narman, Sang Pembuka Cakrawala Baduy di Dunia Maya

25 Oktober 2023   10:10 Diperbarui: 25 Oktober 2023   10:15 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang Pembuka Cakrawala Baduy (Dok. GNFI) 

Jika berbicara tentang suku pedalaman di Nusantara yang menarik untuk dikunjungi, Suku Baduy pasti ada dalam daftar tersebut. Suku Baduy atau biasa disebut Urang Kanekes adalah suku pedalaman yang mendiami wilayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Suku Baduy merupakan salah satu suku yang masih memegang teguh tradisi dan adat istiadat. Bahkan, Suku Baduy juga menutup diri dari dunia luar sehingga tidak tersentuh modernisasi dan perkembangan tekonologi.

Masyarakat Baduy hidup dari bertani, berkebun dan bercocok tanam. Seiring perkembangan zaman, Suku Baduy mulai menerima tamu dan wisatawan dari luar. Disinilah mereka mulai bekerja di sektor pariwisata dengan menjalani berbagai profesi seperti tour guide, porter, penyewaan homestay hingga penjualan kerajinan tangan khas Baduy. 

Meski demikian, mereka masih menjunjung tradisi, membagi wilayah Baduy jadi dua bagian dimana Baduy Luar memiliki aturan adat lebih longgar terhadap modernisasi sementara Baduy Dalam tidak sama sekali.

Melihat potensi Baduy untuk lebih dikenal oleh masyarakat luas, seorang pemuda asal Baduy bernama Narman mencoba memanfaatkan internet untuk meningkatkan penjualan kerajinan tangan khas Baduy. Keresahan ini berawal dari banyaknya kerajinan tangan yang sulit terjual karena masyarakat hanya menunggu datangnya wisatawan.

Baduy Luar (Dok. Medium) 
Baduy Luar (Dok. Medium) 

Hal ini sungguh miris karena kerajinan tangan khas Baduy adalah salah satu kearifan lokal yang bernilai ekonomi tinggi dan menjadi salah satu sektor ekonomi kreatif yang potensial bagi masyarakat Baduy. Narman pun berinisiatif untuk mempromosikan produk khas Baduy tersebut dengan cara yang lebih modern.

Berawal di tahun 2016 ketika Narman dan teman-temannya sudah memiliki telepon seluler alias smartphone yang awalnya hanya diperbolehkan untuk komunikasi. Didorong rasa penasaran, Narman mencoba mengutak-atik gawai tersebut dan secara otodidak belajar cara menggunakan internet, membuat website dan akun media sosial.

Pembelajaran secara otodidak itu membuahkan hasil dengan lahirnya website dan akun Instagram dengan nama Baduy Craft yang menjual beberapa kerajinan tangan khas Baduy seperti gelang, kain tenun, tas dan kalung yang dipasarkan secara daring. Bahkan, Narman juga menjual produk-produk tersebut di e-commerce.

"Dengan online, misi saya hanya satu, memajukan ekonomi warga Baduy. Saya juga buka di Tokopedia dan Bukalapak. Tujuannya lebih memudahkan masyarakat yang tertarik dengan produk kerajinan masyarakat Baduy," jelas Narman.

Kerajinan tangan khas Baduy (Dok. IDN Times) 
Kerajinan tangan khas Baduy (Dok. IDN Times) 

Namun bukan berarti jalan untuk membuka cakrawala dikenalnya Suku Baduy oleh masyarakat luas ini mulus. Ada banyak tantangan yang dihadapi oleh Narman. Yang paling utama tentu saja penolakan dari tetua adat karena penggunaan internet dan telepon seluler adalah pelanggaran adat.

Akan tetapi, Narman meyakinkan para tetua adat bahwa yang dilakukannya itu bertujuan positif membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Baduy.

"Saya menyampaikan ini ada sisi positifnya. Saya coba memanfaatkannya, bukan untuk gaya-gayaan. Saya akan tetap menjadi masyarakat adat Baduy yang taat aturan," tegasnya.

Tantangan berikutnya adalah bagaimana mensosialisasikan konsep pemasaran online kepada masyarakat Baduy. Karena mayoritas Suku Baduy tidak mengenyam pendidikan formal, Narman menggunakan pola komunikasi sederhana dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh masyarakat Baduy.

Selain itu, akses internet yang belum memadai juga jadi kendala karena Narman harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer dari rumahnya di Desa Kanekes menuju Desa Ciboleger demi mendapatkan sinyal internet yang bagus. Narman juga harus berjalan kaki sejauh 12 kilometer untuk mengirimkan barang pesanan pembeli ke agen pengiriman logistik terdekat.

Ditambah lagi, manajemen produksi juga jadi kendala karena semua kerajinan khas tersebut diproduksi di banyak lokasi berbeda. Karena hanya produk buatan tangan dari rumahan, produk yang dihasilkan pun berbeda dan tidak sama satu dengan yang lain.

Namun usaha tak pernah mengkhianati hasil. Perlahan tapi pasti, yang semula hanya terjual sedikit lambat laun meningkat secara signifikan. Produk kerajinan khas Baduy pun mulai banyak dikenal oleh masyarakat luas.

Tingkatkan ekonomi kreatif (Dok. Kompas) 
Tingkatkan ekonomi kreatif (Dok. Kompas) 

Kegigihan, upaya dan kerja keras Narman membuatnya diganjar Apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2018 di bidang UMKM. Narman pun dikenal sebagai Sang Pembuka Cakrawala Baduy pada masyarakat luas.

Kini Narman masih berupaya keras membangkitkan kembali sektor ekonomi kreatif Baduy setelah terkena dampak pandemi, mengikuti event dan pameran untuk memasarkan kembali produk kerajinan khas Baduy, serta mengembangkan sektor pariwisata Baduy yang dikolaborasikan dengan kerajinan khas setempat.

"Banyak orang yang ikut terlibat sebagai pemasok atau perajin. Semua senang karena bisa menyalurkan kegiatan kreatifnya," tutup Narman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun