Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Antara Ambulans Motor, Traveler dan Mansentus Balawala

14 September 2023   13:12 Diperbarui: 15 September 2023   06:23 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal pada keresahannya pada 2000 silam, dimana dia mendapati sebuah data kematian anak dan ibu di Flores Timur yang cukup tinggi. Penyebabnya adalah pertolongan yang terlambat pada kasus kelahiran emergensi, atau yang disertai pendarahan hebat (eklamsia). 

Sulitnya akses transportasi serta infrastruktur jalan yang belum memadai menjadi alasan terlambat datangnya pertolongan tersebut. Satu-satunya kendaraan yang bisa digunakan saat itu hanyalah truk yang disulap jadi kendaraan penumpang. 

Sayangnya truk ini hanya beroperasi seminggu sekali di hari pasaran yang berlangsung di pusat kota kecamatan. Apabila ada pasien sakit dan perlu segera mendapat pertolongan, dia tidak bisa dibawa segera hari itu. Pasien harus menunggu hari pasaran. 

Jelasnya bila pasien sakit di hari Kamis, sementara truk beroperasi hari Rabu, artinya dia harus menunggu seminggu untuk bisa ke puskesmas di kota kecamatan.

Alat transportasi sangat langka, hanya sebagian penduduk memiliki kendaraan motor. Ojek motor memang ada, namun ongkosnya sangat mahal bila dibandingkan dengan biaya berobat. 

Sepeda motor yang lebih praktis (Dok: Kompas.com) 
Sepeda motor yang lebih praktis (Dok: Kompas.com) 

Pada saat itu, tenaga kesehatan seperti bidan memang belum mendapat fasilitas transportasi, terlebih lagi jika belum menyandang status PNS. Keterbatasan bantuan dari pemerintah dan instasi setempat menjadi kendala. 

Padahal bidan adalah salah satu ujung tombak untuk kesehatan masyarakat di pelosok desa. Jika saja bidan-bidan desa ini diberi akses dan kemampuan tambahan, niscaya angka kematian ibu dan anak saat melahirkan bisa ditekan, pikir Mansetus kala itu. 

Dari keresahan atas apa yang terjadi di tanah kelahirannya itulah, terbesit ide untuk menghadirkan ambulans motor. Menurut Mansetus, motor lebih fleksibel dalam menerobos wilayah geografis Flores Timur dengan kondisi panas dan berdebu saat kemarau dan becek serta berlumpur bila musim penghujan. 

Motor juga dianggap lebih gesit dalam menjangkau desa-desa di pelosok yang jauhnya berpuluh kilometer dari kota kecamatan. Motor juga lebih mudah diangkut naik turun perahu apabila harus melewati perairan. 

Melalui organisasi Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) dan bertindak sebagai ketua, Mansetus pun mencari donatur hingga akhirnya bertemu dengan Simon Millward, seorang traveler asal Inggris yang sudah berkelana ke sejumlah negara sekaligus melakukan penggalangan dana untuk disumbangkan bagi kalangan tidak mampu. 

Pada 2002, Millward menyumbangkan 11 sepeda motor sebagai 'modal awal' Ambulans Motor, sebuah moda tranportasi sepeda motor untuk bidan dan tenaga kesehatan desa agar semakin maksimal dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun