Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Ganjil Genap", Perjuangan Menggenapkan Hati dan Kehidupan yang Ganjil di Ibu Kota

1 Juli 2023   14:43 Diperbarui: 3 Juli 2023   17:01 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gala dan sahabatnya (Sumber: Tribun)

Pertama kali melihat teaser film Ganjil Genap di Twitter, reaksi netizen cukup beragam. Ada yang excited, ada yang skeptis, ada pula yang menganggapnya biasa saja.

Daya tarik film yang diadaptasi dari buku karya Almira Bastari, penulis ternama dengan gaya bahasanya yang lugas dan ceplas ceplos, serta Bene Dion Rajagukguk dengan karya fenonemalnya Ngeri-Ngeri Sedap (2022) di kursi sutradara membuat siapapun menaruh ekspektasi yang cukup tinggi terhadap Ganjil Genap.

Lantas ketika Ganjil Genap yang bergenre romcom ini tayang di layar lebar, mampukah dia menggenapkan industri perfilman tanah air yang saat ini cukup ganjil karena didominasi oleh film-film horor?

***

Delapan tahun berpacaran tak menjamin hubungan akan berakhir bahagia. Gala (Clara Bernadeth) harus menerima kenyataan bahwa di anniversary ke-8, Bara (Baskara Mahendra) memutuskan hubungan mereka hanya karena sudah tak merasakan percikan-percikan cinta.

Patah hati dan mencoba move on, dibantu dua sahabatnya Nandi (Joshua Suherman) dan Sydney (Nadine Alexandra), Gala berusaha mencari pacar baru mulai dari dicomblangin oleh teman hingga mencoba dating apps.

Anniversary (Sumber: IDN Times)
Anniversary (Sumber: IDN Times)

Pertemuannya yang tak sengaja dengan Aiman (Oka Antara) membuat Gala pelan-pelan bisa melupakan masa lalunya dan kembali jatuh hati. 

Akan tetapi, Gala mendapati bahwa Aiman tak jauh berbeda dengan Bara. Situasi semakin runyam ketika Bara mengajak Gala untuk balikan.

Lantas, siapakah yang akan dipilih oleh Gala. Akankah patah hatinya sembuh? Atau justru hatinya akan semakin patah? Akankah cinta mampu menggenapkan hati dan kehidupan Gala yang ganjil?

***

Related! Satu kata itu cukup untuk mewakili film Ganjil Genap. Kehidupan dan pergaulan ibu kota lengkap dengan landmark ikonik seperti Bundaran HI, Senopati, SCBD hingga kawasan GBK menjadi latar sempurna untuk film ini. 

Ditambah lagi setiap karakter memiliki karir cemerlang impian warga kota metropolitan seperti Gala yang yang berkarir di perbankan dan Aiman yang berprofesi sebagai dokter gigi.

Premis dan konflik yang ditawarkan juga sangat related dengan kehidupan di kota-kota besar seperti betapa menyeramkannya menjadi jomblo di usia jelang kepala tiga, keinginan kaum hawa untuk membangun rumah tangga secepat mungkin, tuntutan sosial untuk segera berumahtangga, hingga sulitnya para pria untuk berkomitmen dalam sebuah hubungan, yang saya yakin pasti banyak kita temui di lingkungan sekitar kita.

Bene Dion selaku sutradara dengan background seorang komika nyatanya mampu meramu setiap formula drama dalam film ini dengan tambahan sajian komedi yang pas dan tidak lebay. 

Ada banyak momen-momen yang mengocok perut penonton yang bukan hanya dengan punchline tapi cukup dengan ekspresi dan bahasa tubuh saja sudah membuat gelak tawa menggema.

Mencoba move on (Sumber: Viva)
Mencoba move on (Sumber: Viva)

Kudos diberikan untuk Oka Antara yang tampil prima di film ini yang sayangnya tak mampu diimbangi oleh Clara Bernadeth yang kurang maksimal dan Baskara Mahendra yang so so.

Seperti film-film karya komika lainnya, kita juga akan melihat beberapa figuran dan cameo yang berasal dari dunia stand up comedy seperti Gilang Bhaskara, Oki Rengga, Adjis Doaibu hingga Tretan Muslim. Bahkan Bene Dion sendiri juga tampil sebagai cameo di salah satu scene.

Namun justru Ariyo Wahab sebagai Reno, sahabat Aiman, dan Lydia Kandou yang berperan sebagai Mami Gala-lah yang menjadi scene stealer dimana keduanya mampu tampil maksimal meski dengan screen time yang terbatas.

Penggunaan lagu lawas milik Dewa 19, "Kamulah Satu-satunya" yang diaransemen ulang oleh Adrian Martadinata yang selalu diputar hampir di separuh film juga membuat film ini jadi lebih hidup. 

Mungkin karena setiap karakter dan para penontonnya juga tumbuh bersama lagu tersebut sehingga tanpa sadar akan ikut berdendang ketika lagu itu diputar.

Gala dan sahabatnya (Sumber: Tribun)
Gala dan sahabatnya (Sumber: Tribun)

Sayangnya lagu "Mencoba Pergi" yang dinyanyikan Tiara Effendy terasa kurang mengena meski ditampilkan di adegan klimaks. (Dan bagi penulis pribadi, sekilas lagu ini memiliki taste yang sama dengan lagu "Tak Terbaca" milik grup band Juicy Luicy)

Karena berlabel film adaptasi buku dan bukan berdasarkan, Bene Dion bisa bebas berkreasi namun tetap berkiblat pada novel bestseller tersebut. 

Misalnya jika di novel Gala dan Bara berpacaran selama 13 tahun, di film dipangkas jadi 8 tahun saja (karena di masa sekarang sudah jarang sekali dan rasanya sulit diterima bila ada yang berpacaran di atas 10 tahun).

Karakter sahabat Gala yang ditampilkan di film juga hanya Nandi dan Sydney (minus Detira yang muncul di buku). Konflik yang dibawa di film pun adalah dendam pribadi Gala kala mengetahui Sang Mantan telah bertunangan. 

Tak seperti di buku dimana Gala panik karena takut dilangkahi oleh adiknya yang kebelet kawin (bahkan di film, Gala diperlihatkan seperti anak tunggal).

Selain itu bila di buku Ganjil Genap cerita berakhir dengan open ending, di akhir filmnya kita justru diperlihatkan open ending yang mengarah ke happy ending, tinggal bagaimana para penonton menafsirkannya saja.

Ganjil Genap juga membawa pesan-pesan moral seperti pentingnya support system seperti keluarga dan sahabat yang selalu mendukung dalam situasi apapun, bagaimana cara berdamai dengan masa lalu dan dengan keadaan saat ini, dan tentunya beberapa pesan dalam menjalin hubungan yang bisa dimengerti jika menyaksikan langsung film ini.

Tayang 29 Juni 2023 (Sumber: Kompas)
Tayang 29 Juni 2023 (Sumber: Kompas)

Kesimpulannya, Bene Dion berhasil menterjemahkan Ganjil Genap ke layar lebar dengan cukup apik meski tak bisa dibilang sempurna. 

Ganjil Genap sebagai salah satu karya terbaik Almira Bastari setidaknya memiliki adaptasi film yang tak kalah bagusnya dengan bukunya, meski dalam sudut pandang yang berbeda.

Sayangnya Ganjil Genap hanyalah sebuah film yang menjadi hiburan semata saja. Sangat cocok ditonton di akhir pekan terutama oleh warga kota metropolitan yang ingin tertawa lepas sambil sedikit berkontemplasi, dan kemudian melupakannya.

Rasanya saat ini Bene Dion harus menerima kenyataan bahwa dia akan dibayang-bayangi oleh kesuksesan sebelumnya. Dan memang sulit jika harus menyaingi karyanya yang berpredikat sebagai salah satu film terbaik Indonesia tahun lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun