"Maaf pak, saya nonmuslim," jawabku dengan gaya meminta maaf.
"Oohh..kamu nonmuslim. Yah, nggak apa-apa koq," balasnya dengan senyum bijak.
"Masjid ini terbuka untuk siapapun. Termasuk musafir seperti kamu, dan pernah ada juga koq nonmuslim yang menginap di sini,"Â lanjutnya.
Karena pagi-pagi harus berangkat, aku langsung beres-beres. Kulihat Pak Mahfud seperti sedang memantau orang-orang yang sedang membersihkan area masjid. Mungkin dia adalah kepala marbot masjid ini, pikirku.
"Kamu sudah mau berangkat?"Â tanyanya.
"Iya pak, sudah ada yang menjemput saya pagi ini. Makasih banyak ya pak sudah mengijinkan saya menginap di sini."
"Kalau kamu......payah...soal penginapan, nggak apa-apa kalau kamu mau menginap di sini lagi," kata Pak Mahfud.
Terlihat dia diam sejenak sebelum menemukan kata yang tepat agar tidak menyinggung.
"Oh, nggak apa-apa koq, pak. Saya sudah aman di Bengkulu," jawabku dengan sungkan.
"Berapa lama kamu di Bengkulu?"
"Sampai hari senin, pak."Â (saat itu adalah hari jumat, aku tiba di masjid itu kamis larut malam)