Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

GOAT dan Senjakala Kisahnya

21 Januari 2023   18:02 Diperbarui: 25 Januari 2023   05:40 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tahun 2013, giliran Ronaldo yang kembali meraih Ballon d'Or meski penghargaan itu harus dirampok dari Franck Ribery. Setahun berikutnya penghargaan itu kembali direngkuhnya berkat kesuksesan meraih La Decima bersama Real Madrid.

Tahun-tahun berikutnya Messi dan Ronaldo silih berganti meraih trofi individu tersebut sebelum akhirnya terhenti oleh Messi yang berhasil mendapatkan Ballon d'Or ke-7 di tahun 2021.

Di level tim nasional, Ronaldo sempat unggul setelah mempersembahkan trofi Euro untuk Portugal di 2016. Sementara Messi harus menangis karena mengalami hattrick 3 kali kalah beruntun di final bersama Argentina di Piala Dunia 2014, Copa America 2015 dan Copa America Centenario 2016 yang berujung pengumuman pensiun dini dari timnas meski itu hanya sebuah prank.

Di level individu, Cristiano Ronaldo menunjukkan tajinya dengan selain mempersembahkan banyak trofi untuk klub, juga membuktikan dia bisa meraih sukses di tiga liga top eropa.

Trofi liga dan Liga Champions bersama Manchester United, hattrick juara Liga Champions bersama Real Madrid, meraih semua trofi lokal bersama Juventus adalah segelintir prestasinya. Jangan lupakan juga gelar top skor liga yang diraihnya bersama ketiga klub tersebut.

5 Gelar Liga Champions (sumber: Bola.net)
5 Gelar Liga Champions (sumber: Bola.net)

Sementara Lionel Messi yang lekat dengan ikon Barcelona akhirnya terpaksa angkat kaki pada pertengahan 2021 silam karena krisis keuangan yang dialami oleh klub asal Catalunya tersebut. 

Bak gayung bersambut, Paris Saint-Germain yang memang kuat secara tim maupun finansial akhirnya meminang Messi. Meski sedikit terpaksa, setidaknya Messi membuktikan bahwa dia bukan pemain jago kandang. Meski klub yang kini dibelanya juga tidak jauh berbeda karena sama-sama tim jago kandang di liga lokal dengan skala yang lebih kecil.

***

Mari flashback sejenak ke sebuah artikel yang saya tulis dua tahun silam di platform ini dan bertajuk "Meraba Peta Kekuatan dan Persaingan di Piala Dunia 2022". Beberapa prediksi yang saya tulis pun terealisasi.

Argentina berhasil mengekor Brasil sebagai negara kedua asal Amerika Latin yang menaklukan Asia. Selain itu, Tim Tango juga menunjukkan hegemoninya melanjutkan prestasi dimana setahun sebelumnya mereka berhasil menggondol trofi Copa America, gelar yang membuat Messi sejajar dengan Ronaldo dan prank pensiun dininya tidak berujung sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun