Perusahaan tidak harus menyediakan tempat kerja, komputer, internet, listrik hingga makan siang. Selain itu, tingkat stres karyawan pun berkurang dan produktivitas kian meningkat.
Lalu bagaimana mengatasi perubahan dan adaptasi dari WFH ke WFO ini. Ada beberapa tips yang bisa digunakan dan sudah dipraktikan di beberapa kantor (menurut riset kecil-kecilan penulis ke beberapa kawan dan koleganya).
1. Mengkombinasikan antara WFH dan WFO.Â
Misalnya, 2 hari WFH dan 3 hari WFO tiap minggunya. Atau datang ke kantor seminggu sekali saja untuk sekedar meeting dan rapat tatap muka, selebihnya pekerjaan bisa dilakukan di rumah.
2. Memberi rewards, terutama jika kantor menerapkan WFO full.Â
Rewards bisa untuk karyawan yang tidak pernah telat, yang tidak pernah absen hingga yang rajin lembur. Reward bisa berupa materi uang, merchandise atau voucher.
3. Membagi divisi yang bisa full WFH dan yang masih harus WFO.Â
Dengan cara ini perusahaan juga bisa menghemat biaya operasional dan sistem WFO hanya untuk divisi-divisi yang pekerjaaannya tidak bisa diselesaikan hanya dari rumah.
Peradaban yang makin maju membuat pola hidup ikut berubah. Bekerja yang dulunya wajib ke kantor, harus bermacet-macetan dan menghadapi tekanan di lingkungan kerja kini mulai berganti dengan bekerja dari rumah, menghemat biaya ongkos dan makan, terhindar dari stres, serta kepuasan kinerja dan produktivitas ikut meningkat.
Work From Home sudah menjadi pola hidup dan kebiasaan baru yang memiliki banyak manfaat dan nilai positif. Tinggal bagaimana kebijakan perusahaan dalam menerapkan sistem kerja yang efektif dan efisien saja. Apakah tetap WFH atau pindah jadi full WFO.