Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

DSP Mandalika: Momentum Kebangkitan dan Simbol Harapan Baru

18 November 2021   10:42 Diperbarui: 18 November 2021   11:12 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Mandalika (sumber: Tempo.co)

"Sirkuit Mandalika dengan panjang sirkuit 4,3 kilometer, dengan teknologi aspal terbaru, stone mastic asphalt (SMA), telah selesai dibangun dan siap untuk digunakan.

Semuanya siap digunakan untuk mendukung penyelenggaraan event-event kelas dunia di Kawasan Mandalika ini seperti yang sebentar lagi akan diselenggarakan yaitu World Superbike 2021 dan dilanjutkan nantinya di bulan Maret 2022 dengan MotoGP."

Rasa bangga sekaligus haru muncul ketika Presiden Joko Widodo meresmikan Sirkuit Mandalika yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (12/11/2021) silam.

Meski bukan yang pertama, sirkuit yang memiliki nama resmi Pertamina Mandalika International Street Circuit ini juga menjadi momentum kembalinya event olahraga kelas dunia, seperti MotoGP yang akhirnya kembali setelah 25 tahun lalu mengaspal di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor.

Presiden Jokowi juga sempat menjajal lintasan sirkuit Mandalika dengan mengendarai motor pribadinya, Kawasaki W175 yang telah dimodifikasi. Kehadiran Sirkuit Internasional Mandalika ini juga menjadi sebuah momentum kebangkitan sport tourism serta harapan bangkitnya sektor pariwisata di Mandalika, Lombok dan sekitarnya.

Kabar baiknya, selain menjadi tuan rumah ajang World Superbike yang akan berlangsung pada 19-21 November 2021 dan berlanjut dengan MotoGP pada Maret 2022, di antara dua lomba balap kelas dunia itu, Mandalika akan menjadi tempat berlangsungnya L'Etape Indonesia by Tour de France. Agenda wisata olahraga ini akan berlangsung pada 20 Februari 2022 di Kuta Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Hal ini tak terlepas dari status Mandalika sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta posisinya sebagai jantung pariwisata baru yang menonjolkan keindahan alam, bahari, serta adat dan budayanya yang mempesona. Sungguh membanggakan!

Jokowi menjajal Mandalika (sumber: Detik.com)
Jokowi menjajal Mandalika (sumber: Detik.com)

Sejarah dan Perjalanan KEK Mandalika

KEK Mandalika memiliki perjalanan yang cukup panjang. Di era Soeharto, proyek ini dirancang saat Direktur Jenderal Pariwisata dijabat oleh Joop Ave. Di tahun 1989, pemerintah menunjuk BUMN LTDC (Lombok Tourism Development Corporation) sebagai pelaksana proyek KEK Mandalika ini. Namun, proyek ini mengalami masalah pendanaan dan LTDC pun dinyatakan bangkrut di tahun 1998.

Pengembangan KEK Mandalika kembali dilanjutkan di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dimana pada tahun 2011, beliau meresmikan kawasan pariwisata Mandalika  dengan dana sekitar Rp27 triliun. Namun sayangnya, kawasan parawisata Mandalika menemui beberapa kendala, termasuk pembebasan lahan.

SBY tetep teguh pada pendiriannya untuk membangun parawisata di Mandalika sehingga pada tahun 2014, beliau menerbitkan Peraturan Pemerintah no. 52 tahun 2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Setahun kemudian, pengembangan parawisata dan KEK Mandalika dilanjutkan kembali yang kemudian diresmikan oleh presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Oktober 2017.

Pemerintah pun bergerak cepat, seperti masalah pembebasan lahan yang langsung diantisipasi melalui Instruksi Presiden (Inpres), infrastruktur dasar yang mulai dibangun, insentif perpajakan bagi setiap investor dan juga mempermudah kepemilikan properti untuk orang asing di Mandalika.

Statusnya sebagai KEK berbasis pariwisata tentu menjadikannya sebagai "barang jualan" pemerintah Indonesia untuk investor demi pengembangan industri pariwisata Tanah Air.

Bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), nama Mandalika selalu masuk ke dalam program unggulan pemerintah mulai dari 10 Bali Baru atau 10 Destinasi Wisata Prioritas dan kini mengerucut menjadi 5 Destinasi Super Prioritas.

Pantai Kuta Mandalika (sumber: CNNIndonesia.com)
Pantai Kuta Mandalika (sumber: CNNIndonesia.com)

Mandalika Sebagai Simbol Harapan Baru

DSP Mandalika selalu disebut sebagai simbol harapan baru. Ketika Lombok diguncang gempa pada tahun 2018 silam, Kepulauan Gili dan Gunung Rinjani yang menjadi ujung tombak pariwisata pun terguncang. Hanya Mandalika yang sedikit terkena dampak gempa.

Ketika sedang tertatih-tatih untuk bangkit, pandemi Covid-19 kembali menghantam sektor pariwisata, bukan hanya di Lombok tapi juga di seluruh Indonesia. 

Namun, perlahan tapi pasti sinergi antara masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat, berhasil membangkitkan lagi pariwisata Mandaika-Lombok dalam waktu yang relatif singkat.

Posisinya yang bertetangga langsung dengan Bali memudahkannya untuk lebih dikenali oleh orang luar, terutama turis mancanegara. Mandalika menawarkan wisata indah seperti deretan pantai cantik mulai dari Pantai Tanjung Aan, Pantai Kuta Mandalika, Pantai Serenting, Pantai Selong Belanak, Pantai Seger, Bukit Merese, Pantai Batu Payung dan Pantai Gerupuk.

Mandalika juga memilili desa adat yang eksotis seperti Desa Adat Sade dan Desa Adat Sasak. Keduanya ditempati Suku Sasak, masyarakat asli Pulau Lombok. Ada juga Festival Bau Nyale yang merupakan upacara tradisional yang dilakukan masyarakat Lombok Tengah untuk mencari nyale atau cacing laut.

Desa Adat Sade (sumber: Republika.com)
Desa Adat Sade (sumber: Republika.com)

Tradisi Bau Nyale tak bisa dipisahkan dari Legenda Putri Mandalika. Dikisahkan, Mandalika adalah putri dari pasangan Raja Tonjang Beru, yang terkenal karena kebijaksanaannya sehingga rakyatnya sangat mencintainya karena mereka hidup makmur, dan Dewi Seranting.

Beranjak dewasa, Putri Mandalika menjadi sosok gadis yang jelita, senang menolong dan tutur katanya juga lembut. Kecantikannya inilah yang membuat banyak pangeran-pangeran yang berasal dari banyak kerajaan berniat untuk mempersuntingnya.

Sang Raja pun menyerahkan keputusan memilih kepada putrinya untuk memilih pasangan hidup. Demi tanggung jawab itu, Sang Putri pergi bertapa untuk mencari petunjuk.

Usai bertapa, Putri Mandalika mengundang seluruh pangeran dan pemuda yang ingin melamarnya untuk berkumpul pada tanggal 20 di bulan 10 pada penanggalan Sasak, di Pantai Seger.

Sang Putri naik ke atas Bukit Seger dan menyampaikan pesan bahwa dia berencana menerima semua lamaran para pangeran. Keputusan ini diambil karena Putri Mandalika tak ingin ketentraman dan kedamaian di kerajaannya menjadi rusak karena persaingan.

Pengumuman tersebut membuat semua orang terheran-heran, dan tiba-tiba Putri Mandalika menjatuhkan dirinya ke dalam laut dan hanyut ditelan ombak. Melihat itu, semua orang segera berusaha menyelamatkan Sang Putri. Namun sayang, tidak ada satu pun di antara mereka yang berhasil menemukan tubuhnya.

Setelah itu, perlahan muncul binatang-binatang kecil menyerupai cacing yang amat panjang yang jumlahnya amat banyak dari laut. Oleh warga lokal, cacing ini disebut dengan nyale yang dipercaya merupakan jelmaan Putri Mandalika.

Festival Bau Nyale (sumber: Phinemo.com)
Festival Bau Nyale (sumber: Phinemo.com)

Pengorbanan Putri Mandalika amat dikenang oleh masyarakat Lombok. Dan sebagai pelepas rindu, masyarakat Sasak melakukan upacara tradisional untuk mengumpulkan nyale atau Bau Nyale yang dilakukan sekitar Februari hingga Maret setiap tahunnya di Pantai Seger.

Dalam bahasa Sasak, bau artinya menangkap, sedangkan nyale adalah sejenis cacing laut yang hidup di lubang dan batu karang di bawah permukaan laut. Jadi, secara harfiah tradisi ini berarti menangkap cacing laut.

Kemunculan nyale atau cacing laut ini juga terbilang unik. Karena hanya muncul satu tahun sekali dan di tempat-tempat tertentu seperti di sekitar Pantai Kuta dan Pantai Seger.

Masyarakat setempat meyakini nyale-nyale tersebut berhubungan dengan kesejahteraan dan keselamatan. Mereka juga percaya bahwa nyale dapat menyuburkan tanah agar hasil panen memuaskan. Semakin banyak cacing keluar dari laut, semakin baik pula hasil pertanian.

Karena itulah Mandalika selalu disebut sebagai simbol harapan baru, bukan hanya secara harafiah melalui adat budayanya tetapi juga secara aktual dimana Legenda Putri Mandalika inilah yang menginspirasi munculnya nama KEK Mandalika.

Monumen Mandalika (sumber: Tempo.co)
Monumen Mandalika (sumber: Tempo.co)

Sport Tourism Sebagai Momen Kebangkitan Mandalika

Sport tourism adalah wisata yang dikombinasikan dengan aktivitas olahraga. United Nations World Tourism Organizations (UNWTO) menjelaskan, sport tourism adalah sektor wisata yang pertumbuhannya paling cepat.

Dalam beberapa tahun terakhir sport tourism di Indonesia juga semakin berkembang pesat dan menjadi salah satu tren dalam penggerak sektor pariwisata di Indonesia.

Menariknya, Indonesia saat ini dianggap sebagai ikon sport tourism dunia berkat keindahan alam dan budaya yang dimiliki, terutama sport tourism dengan kearifan lokal seperti Lompat Batu Nias, Pacu Jawi Minangkabau atau Pacuan Kuda Gayo.

Tak hanya itu, sport tourism lain seperti triathlon, surfing atau berselancar menikmati ombak, hiking, diving, snorkeling, trekking dan berbagai aktivitas dengan pengalaman wisata olahraga dan alam yang tak terbatas bisa didapatkan, khususnya di Mandalika-Lombok.

Snorkeling Gili Trawangan (sumber: Detik.com)
Snorkeling Gili Trawangan (sumber: Detik.com)

Seperti diketahui, Gunung Rinjani sebagai salah satu Seven Summit Indonesia menawarkan wisata trekking dan hiking yang menantang. Belum lagi Gili Trawangan juga sangat indah untuk wisata snorkeling.

Bagi yang hobi berselancar bisa menjajal kemampuannya di Pantai Selong Belanak dan Pantai Gerupuk. Di Kuta Mandalika, kini juga ada wisata paralayang. Bahkan pada bulan Oktober lalu, event triathlon juga dilaksanakan di Mandalika.

Dan jangan lupakan juga event World Superbike, L'Etape Indonesia by Tour de France dan MotoGP yang merupakan ajang olahraga internasional yang akan dilaksanakan di Mandalika dalam waktu dekat.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berharap objek wisata di Mandalika-Lombok bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata olahraga sehingga wisatawan yang mencari sport tourism kini bisa mendapatkannya di Indonesia Aja.

Dengan dikelola oleh PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN yang sukses membangun kawasan Nusa Dua, Bali, menjadi spot menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, tentu saja besar harapan agar Mandalika bisa sebesar dan menjadi destinasi favorit seperti tetangganya.

Mandalika Triathlon (sumber: Tempo.co)
Mandalika Triathlon (sumber: Tempo.co)

Sebagai bagian dari Wonderful Indonesia, diharapkan Mandalika bukan hanya menerima investor asing saja melainkan juga mempertahankan kearifan lokal dan adat budaya setempat yang bisa dilakukan dengan cara:

  • Melibatkan warga Lombok dan sekitarnya untuk pembangunan sarana dan fasilitas, terutama di dekat Sirkuit Mandalika.
  • Memberdayakan homestay lokal dan juga desa adat yang memberikan pengalaman berbeda untuk wisatawan.
  • Memperkenalkan kuliner khas Lombok mulai dari ayam taliwang, plecing kangkung hingga sate pusut baik di lapak kali lima hingga resto bintang lima.
  • Mempromosikan kerajinan tangan khas Lombok sebagai buah tangan seperti tenun songket, tenun rangrang hingga anyaman ketak.

Mandalika bukan hanya tentang simbol harapan saja, terutama ketika sektor pariwisata terpuruk, melainkan sebuah momentun kebangkitan dengan sport tourism yang didukung oleh bentang alam yang indah.

Semoga dengan adanya event olahraga internasional, pariwisata Mandalika-Lombok semakin maju dan semakin dikenal seperti tetangganya yang sudah mendunia serta ekonomi kreatifnya juga makin berkembang. Mari dukung terus pariwisata dan Wonderful Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun