Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

DSP Mandalika: Momentum Kebangkitan dan Simbol Harapan Baru

18 November 2021   10:42 Diperbarui: 18 November 2021   11:12 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Mandalika (sumber: Tempo.co)

Posisinya yang bertetangga langsung dengan Bali memudahkannya untuk lebih dikenali oleh orang luar, terutama turis mancanegara. Mandalika menawarkan wisata indah seperti deretan pantai cantik mulai dari Pantai Tanjung Aan, Pantai Kuta Mandalika, Pantai Serenting, Pantai Selong Belanak, Pantai Seger, Bukit Merese, Pantai Batu Payung dan Pantai Gerupuk.

Mandalika juga memilili desa adat yang eksotis seperti Desa Adat Sade dan Desa Adat Sasak. Keduanya ditempati Suku Sasak, masyarakat asli Pulau Lombok. Ada juga Festival Bau Nyale yang merupakan upacara tradisional yang dilakukan masyarakat Lombok Tengah untuk mencari nyale atau cacing laut.

Desa Adat Sade (sumber: Republika.com)
Desa Adat Sade (sumber: Republika.com)

Tradisi Bau Nyale tak bisa dipisahkan dari Legenda Putri Mandalika. Dikisahkan, Mandalika adalah putri dari pasangan Raja Tonjang Beru, yang terkenal karena kebijaksanaannya sehingga rakyatnya sangat mencintainya karena mereka hidup makmur, dan Dewi Seranting.

Beranjak dewasa, Putri Mandalika menjadi sosok gadis yang jelita, senang menolong dan tutur katanya juga lembut. Kecantikannya inilah yang membuat banyak pangeran-pangeran yang berasal dari banyak kerajaan berniat untuk mempersuntingnya.

Sang Raja pun menyerahkan keputusan memilih kepada putrinya untuk memilih pasangan hidup. Demi tanggung jawab itu, Sang Putri pergi bertapa untuk mencari petunjuk.

Usai bertapa, Putri Mandalika mengundang seluruh pangeran dan pemuda yang ingin melamarnya untuk berkumpul pada tanggal 20 di bulan 10 pada penanggalan Sasak, di Pantai Seger.

Sang Putri naik ke atas Bukit Seger dan menyampaikan pesan bahwa dia berencana menerima semua lamaran para pangeran. Keputusan ini diambil karena Putri Mandalika tak ingin ketentraman dan kedamaian di kerajaannya menjadi rusak karena persaingan.

Pengumuman tersebut membuat semua orang terheran-heran, dan tiba-tiba Putri Mandalika menjatuhkan dirinya ke dalam laut dan hanyut ditelan ombak. Melihat itu, semua orang segera berusaha menyelamatkan Sang Putri. Namun sayang, tidak ada satu pun di antara mereka yang berhasil menemukan tubuhnya.

Setelah itu, perlahan muncul binatang-binatang kecil menyerupai cacing yang amat panjang yang jumlahnya amat banyak dari laut. Oleh warga lokal, cacing ini disebut dengan nyale yang dipercaya merupakan jelmaan Putri Mandalika.

Festival Bau Nyale (sumber: Phinemo.com)
Festival Bau Nyale (sumber: Phinemo.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun