Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

"XYCLO", Menerjemahkan Karakteristik Kertas Dalam Karya Seni

28 November 2018   12:27 Diperbarui: 28 November 2018   12:42 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para perupa (sumber: Dokumentasi galerikertas)

Berupa instalasi puing, foto digital dan drawing dengan dimensi beragam. Ide karya ini beranjak dari peristiwa pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dimana negara membeli setengah tanah kampung Ivan Oktavian, si perupa.

Rekonstruksi Sentimen (sumber: Dokumentasi galerikertas)
Rekonstruksi Sentimen (sumber: Dokumentasi galerikertas)
Dalam "Rekonstruksi Sentimen", Ivan mencoba melakukan rekonstruksi sisa-sisa bangunan rumah teman, tetangga, saudara dengan cara menggambarnya sehingga mengundang rasa sentimen yang berlebihan.

Mahasiswa jurusan Seni Rupa Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) ini juga menampilkan puing-puing reruntuhan bangunan yang digusur seolah berharap ada sesuatu yang bersifat nostalgis tentang kampung halaman. Bukan hanya dirinya, tetapi juga teman, saudara dan para tetangganya.

"Silang"

Berawal dari penggambaran tentang pengalaman yang didapat dalam mimpi yang tumpang tindih, narasi yang acak dan hanya muncul visual benda-benda domestik (rumah) di dalam sebuah ruangan, Gilang Mustofa membangun instalasi "Silang" berupa paduan silang bambu, kertas wajik dan cat poster. Menariknya, dalam mimpi tersebut Gilang tidak bertemu atau menemukan sosok orang satu pun disana. Mungkin karena sifat si perupa yang lebih senang menyendiri membuat bentuk mimpi ini muncul.

Silang (sumber: Dokumentasi galerikertas)
Silang (sumber: Dokumentasi galerikertas)
Mahasiswa jurusan Seni Patung ISBI ini mencoba bermain dengan objek benda-benda lewat satu komposisi antara memainkan ruang nyata dan tidak nyata. Pengalaman dari mimpi itu ditarik dalam sebentuk instalasi rumah sebagai analogi ruang dan objek-objek benda yang menumpuk sebagai narasi yang acak dan tumpang tindih. Salah satu bentuk rumah paling kecil digambarkan sebagai tempat tinggal si perupa.

"Nord"

M Raka Septianto berupaya mengangkat mitologi Nordik yang merupakan dongeng kepercayaan masyarakat di Eropa Utara sebelum kedatangan agama Kristen dalam karya bertajuk "Nord". Dongeng atau mitos tentang kisah-kisah makhluk supranatural ini dikenal sebagai nine worlds (sembilan semesta), yaitu Asgard, Vanaheim, Alfheim, Midgard, Jotunheimer, Svartalfheim, Niddhavelir, Nilfheim dan Muspell.

Dongeng mitologi Nordik (sumber: Dokumentasi galerikertas)
Dongeng mitologi Nordik (sumber: Dokumentasi galerikertas)
Dalam Nord, Raka yang merupakan lulusan POLIMEDIA (Politeknik Negeri Media Kreatif) Jakarta ini tidak mengangkat cerita mitologi Nordik tersebut secara keseluruhan, namun lebih menggambarkan setiap negeri dari kesembilan negara, semesta atau dunia Nordik itu sendiri dalam instalasi 16 box paper cuts dan lampu LED sebagai background.

"Koneksi"

Menjawab tantangan galerikertas untuk memanfaatkan kertas sebagai dasar penggarapan karya, Jingga Mujiburrahman atau akrab disapa Jinggam menggunakan kardus sebagai sebagai media lukis dengan cat akrilik, spray paint serta visual mapping dalam "Koneksi". Lukisan-lukisan tersebut dibuat dalam bentuk pola terpisah dan memiliki jarak antar setiap pola lukisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun