Dalam mendaki gunung, logistik dan bahan makanan menjadi "barang bawaan" penting dan wajib selain perlatan pendakian yang lengkap. Camping di atas gunung dimana tak ada penjual makanan membuat para pendaki harus terbiasa memasak makanannya sendiri.
Belakangan ini aktivitas mendaki memang tengah digandrungi, khususnya oleh milenials. Sayangnya para pendaki ini tidak dibekali pengetahuan dasar, terutama mengenai manajemen logistik saat pendakian. Akhirnya mereka hanya membawa makanan instan tanpa tahu efek yang ditimbulkan bila terlalu sering mengkonsumsinya.
Perlu diketahui, komponen gizi dan nutrisi harus dikalkulasikan dengan tepat untuk aktivitas di alam terbuka, seperti mendaki gunung. Kalori yang diperlukan berkisar 2.500 s/d 3.500 kalori per hari. Kebutuhan kalori pendaki pria dan wanita juga berbeda karena wanita memiliki jaringan lemak bawah kulit yang lebih tebal sehingga pengeluaran proses tubuh lebih kecil.
Pendaki pria dengan jenis aktivitas ringan membutuhkan 2.400 kalori, sedang 2.600 kalori dan berat 3.000 kalori. Sedangkan untuk pendaki wanita dengan jenis aktivitas ringan membutuhkan 2.000 kalori, sedang 2.400 kalori dan berat 2.600 kalori.
Logistik yang memberi asupan nutrisi tersebut adalah:
1. KARBOHIDRAT
Sangat jelas, kita membutuhkan karbohidrat sebagai penyumbang energi terbesar saat mendaki. Aktivitas fisik yang berat tentu membutuhkan banyak energi. Nasi menjadi piliham utama. Meski memasaknya butuh waktu lama namun bahan makanan satu ini sangat pas sebagai pemasok energi.
Alternatif lain adalah roti, namun cuaca dingin di atas gunung bisa membuat roti keras dan membeku (saya pernah mengalaminya). Umbi-umbian seperti kentang, singkong dan ubi juga bisa menjadi sumber karbohidrat. Umumnya, mereka yang menghindari nasi akan memilih kentang.
2. PROTEIN
Biasanya, para pendaki suka memasak ikan asin, atau sarden kalengan yang bisa menjadi sumber protein. Selain itu, masih ada telur yang bisa direbus atau dijadikan omelet. Protein juga berasal dari susu sehingga minuman satu ini wajib dibawa saat pendakian.
3. LEMAK
Aktivitas berat dan perjalanan jauh membutuhkan energi cadangan, salah satunya energi yang berasal dari lemak. Lemak bisa memberikan rasa hangat ketika hawa dingin menyergap, terutama ketika berada di pegunungan.
4. VITAMIN & SERAT
Buah dan sayuran adalah sumber vitamin dan serat. Pepaya, mangga, melon, pir dan semangka adalah buah-buahan yang cocok dikonsumsi di pegunungan. Sayur-mayur juga bisa menjadi lauk untuk nasi. Namun ada satu pengecualian, hindari kol yang justru membuat perut bergas dan tidak nyaman.
Air putih adalah minuman wajib para pendaki. Cara meminumnya juga harus tepat, sedikit demi sedikit untuk membasahi tenggorokan, bukan dengan cara meminum sekaligus satu botol habis. Susu, coklat dan herbal tea juga cocok untuk diminum. Hindari minuman berkafein dan beralkohol, apalagi minuman berenergi.
***
Itulah beberapa logistik bahan makanan yang diperlukan saat mendaki gunung. Dengan manajemen logistik yang tepat baik dari jumlah maupun asupan gizi dan nutrisi, pendakian akan menkadi mudah dan lancar. Membawa logistik yang kurang tepat berpotensi memberikan efek buruk bagi kesehatan selama mendaki.
Bawalah sampah turun, terutama yang berbahan plastik. Beberapa basecamp gunung ada yang memiliki bank sampah dimana para pendaki bisa membuang sampah yang mereka bawa disana. Dengan begitu, alam tak akan tercemari dan tak akan kotor.
Mendaki gunung memang mengasyikkan. Rasa lelah membawa tas carrier yang berat akan sirna ketika melihat pemandangan alam yang memanjakan mata. Namun sebelum mendaki, pastikan untuk berolahraga, memiliki peralatan pendakian yang lengkap, dan juga manajemen logistik yang baik.
Salam lestari