Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menjadi Pendaki yang Bertanggung Jawab

15 Agustus 2018   18:21 Diperbarui: 16 Agustus 2018   03:05 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bawa turun sampahmu (sumber: Dokumentasi Pribadi)

Belakangan ini mendaki gunung atau naik gunung menjadi aktivitas yang banyak dilakui oleh para traveler, khususnya yang berasal dari kalangan milenial.

Di linimasa media sosial, banyak wara-wiri foto maupun video seseorang ketika mendaki gunung. Momen saat mendaki, berburu sunrise, makan bersama dengan logistik seadanya, seakan sudah menjadi pengalaman wajib bagi mereka yang mengaku sebagai pecinta alam.

Media sosial memang menjadi faktor pemicu membludaknya jumlah pendaki gunung-gunung di Indonesia. Sayangnya, banyaknya pendaki justru menimbulkan masalah baru, yakni munculnya oknum pendaki yang TIDAK BERTANGGUNG JAWAB. Perilaku inilah yang patut dipertanyakan, apakah mereka benar-benar mencintai alam atau justru ingin merusaknya.

Beberapa waktu lalu sempat viral foto dan video 'pendaki' yang memetik edelweis. Padahal sudah jelas bahwa bunga tersebut dilarang untuk dipetik.

Ada pula pendaki yang membuang dan meninggalkan sampah sembarangan.

Belum lagi aksi vandalisme yang semakin mencoreng citra seorang pendaki.

Selfie sebelum mendaki (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Selfie sebelum mendaki (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Tak ketinggalan, berita pendaki yang meninggalkan teman-temannya demi menuju puncak, lalu teman yang ditinggalkan itu terserang hipotermia juga sangat miris didengar. Oknum-oknum tidak bertanggungjawab ini harus diberi sanksi tegas!

Sejatinya menjadi pendaki yang bertanggung jawab itu mudah, yaitu dengan menjaga kesehatan diri serta menjaga lingkungan sekitarnya. Apa hubungannya dengan kesehatan pendaki? Jangan lupa, mendaki gunung memerlukan fisik dan stamina yang prima.

Karena itu seorang pendaki juga harus bertanggung jawab pada kesehatan dirinya sendiri.

Untuk lebih jelasnya, berikut langkah-langkah untuk menjadi pendaki yang bertanggung jawab dan patut disebut sebagai pecinta alam.

Pendaki cantik (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pendaki cantik (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pendaki cantik (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pendaki cantik (sumber: Dokumentasi Pribadi)
1. Olahraga rutin sebelum mendaki

Sebelum mendaki pastikan untuk rutin berolahraga agar tubuh tidak kaget dan cepat lelah saat mendaki. Mereka yang rutin ngegym dan workout tak akan mendapat masalah berarti ketika mendaki. Bagi yang jarang berolahraga, pastikan 2-3 minggu sebelum nanjak sudah rutin olahraga ringan seperti jogging dan berenang.

Olahraga secara teratur akan menjadi persiapan yang mantap sebelum pendakian selain agar tubuh tetap fit. Jangan sampai saat mendaki malah menjadi beban bagi orang lain dan memperlambat laju rekan-rekan lainnya.

2. Ketahui dan pelajari medan pendakian

Mengatur strategi sebelum berperang adalah hal wajib! Sebelum nanjak, ketahui dan pelajari dulu medan yang akan ditempuh, baik dari jalurnya sampai rintangan terberatnya. Pahami setiap track, juga pos peristirahatan dan tempat untuk mendirikan kemah. Dengan begitu persiapan mendaki akan lebih matang.

Salah satu jalur pendakian (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Salah satu jalur pendakian (sumber: Dokumentasi Pribadi)
3. Menggunakan peralatan mendaki

Banyak sekali pendaki, terutama pemula, yang perlengkapan hikingnya kurang memadai. Sepatu dan sandal gunung hukumnya wajib, lalu jaket gunung yang windproof dan waterproof demi menangkal cuaca di gunung yang tak menentu. Sleeping bag juga wajib dibawa untuk menghangatkan tubuh saat tidur.

Peralatan lainnya adalah tas carrier untuk membawa barang, tenda sebagai tempat berteduh, kompor dan nesting untuk memasak, flysheet, matras, dan lainnya. Selain itu, masih ada perintilan lain untuk mendukung pendakian seperti topi, kacamata hitam, tracking pole, syal, buff, kupluk dan sebagainya sesuai kebutuhan pendaki.

4. Membawa logistik secukupnya

Selain olahraga rutin demi menjaga kesehatan, seorang pendaki juga harus menjaga asupan nutrisinya saat mendaki gunung. Pemilihan logistik harus tepat dan cermat dengan bahan-bahan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Logistik juga dibawa secukupnya saja, sesuai kebutuhan serta tidak memberatkan beban pendaki.

Logistik bahan makanan (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Logistik bahan makanan (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Sarapan bersama (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Sarapan bersama (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Karbohidrat seperti beras wajib dibawa, selain itu masih ada pilihan lain seperti roti dan mie instan. Khusus mie instan, bahan makanan ini masuk dalam kategori LOGISTIK WAJIB.

Selain makanan yang tergolong cepat disajikan, mie instan bisa menjadi penolong bila ada rekan kita yang mengalami hipotermia dan harus segera diberi asupan makanan secepatnya.

Berikutnya logistik yang harus dibawa adalah daging (daging, sosis, nugget, ikan, dll), sayuran (bahan sop, tahu, tempe, buncis, dll), telur dan buah-buahan.

Jangan lupa untuk membawa logistik air baik untuk minum maupun memasak. Cemilan seperti snack dan puding juga bisa menjadi alternatif pelengkap.

Menu di gunung (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Menu di gunung (sumber: Dokumentasi Pribadi)
5. MCK di gunung

Kebutuhan untuk membersihkan diri (mandi, cuci, kakus) sering menjadi masalah tersendiri bagi pendaki. Biasanya pendaki bisa membersihkan diri dan menyelesaikan urusan hajat di basecamp pendakian baik sebelum dan sesudah mendaki.

Saat mendaki, di beberapa pos kadang disediakan kamar mandi untuk sekedar buang air kecil atau bersih-bersih.

Sayangnya tak semua gunung memberikan fasilitas MCK yang lengkap, terutama untuk buang air besar. Jadilah bila pendaki sudah kebelet BAB mereka harus menyiapkan sekop kecil untuk menggali tanah dan mengubur kotorannya disana. Untuk bilasan, gunakan air secukupnya. Minimalisir penggunaan tisu basah, atau jika terpaksa jangan lupa untuk membawa plastik kecil untuk sampah tisu.

Bawa turun sampahmu (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Bawa turun sampahmu (sumber: Dokumentasi Pribadi)
6. Mengumpulkan sampah

Logistik menjadi penyumbang sampah terbanyak selama pendakian. Belum lagi sampah-sampah lain seperti tisu basah untuk bilasan buang hajat serta sampah makanan yang terbuang.

Setiap pendaki wajib hukumnya membawa trash bag atau plastik berukuran besar untuk menampung dan mengumpulkan sampah. Sampah tersebut biasanya akan dibuang di basecamp saat turun.

Jangan mengaku sebagai pecinta alam jika tidak bisa menjaga kebersihan. Sebagai pendaki sudah sepatutnya memberikan contoh untuk menghargai lingkungan. Contoh sederhananya, dengan tidak membuang sampah sembarangan.

7. Tidak melakukan aksi tak terpuji

Jangan sekali-kali merusak keindahan alam. Memetik bunga edelweis dan bunga lainnya sebagai kenang-kenangan bukanlah aksi terpuji. Melakukan aksi vandalisme dengan mencoret-coret tugu, pohon, bebatuan dan sebagainya juga bukan sesuatu yang patut dicontoh.

Pecinta alam (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pecinta alam (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Tak lupa, jangan sekali-kali mengubah papan arah petunjuk jalan karena itu bisa menyesatkan dan membahayakan pendaki lain. Jika melihat ada pendaki yang melakukan tindakan tak terpuji seperti itu, tegurlah dan beri tahu bahwa tindakan tersebut salah dan keliru.

***

Indonesia memang negara yang indah. Selain lautnya, pegunungan juga menjadi pesona tersendiri bagi mereka yang hobi mendaki. Seorang pendaki yang mencintai dan menikmati keindahan alam sudah sepatutnya bertanggung jawab untuk menjaga kelestariannya. Jangan sampai alam yang indah ini tercoreng oleh perbuatan dari oknum-oknum tak terpuji.

Marilah belajar untuk menjadi pendaki yang bertanggung jawab pada kesehatan serta lingkungan, terutama bagi mereka yang baru menyukai aktivitas mendaki gunung. Saat mendaki, ingatlah akan tiga hal.

Jangan ambil apapun kecuali gambar..
Jangan bunuh apapun kecuali waktu..
Dan jangan tinggalkan apapun selain kenangan..
Salam lestari

Para pendaki gunung (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Para pendaki gunung (sumber: Dokumentasi Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun