Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Membawa dan Menjaga Silaturahmi lewat "Mudik Bareng BUMN"

6 Juni 2018   21:12 Diperbarui: 8 Juni 2018   20:13 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik Bareng BUMN (sumber: Dokumentasi Pribadi)

Mudik adalah salah satu tradisi menjelang Hari Raya Idul Fitri dimana masyarakat berbondong-bondong pulang kembali ke kampung halaman. Dalam bahasa Jawa, mudik diartikan sebagi mulih disik yang artinya pulang dulu. Sementara masyarakat betawi menyebutnya "kembali ke udik" dalam artian udik adalah kampung. Intinya, mudik adalah pulang kembali ke kampung halaman.

Fenomena mudik sebenarnya sudah terjadi sejak berabad-abad silam. Di Indonesia, para perantau yang tinggal di kota atau negeri tetangga pulang ke kampung halaman demi berkumpul dan bersilaturahmi dengan sanak keluarga. Karena Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak, ditambah adanya libur panjang menjelang lebaran, jadilah waktu cuti panjang tersebut dimanfaatkan untuk mudik.

Sejatinya, mudik bukan hanya membawa raga atau badan saja, tetapi juga membawa silaturahmi ke kampung halaman. Karena saat mudik, kita bukan hanya berjumpa dengan kawan, kerabat dan keluarga di kampung tetapi juga membawa silaturahmi, rasa syukur serta kebahagiaan berkumpul bersama untuk saling bermaaf-maafan. 

Atas dasar itulah keselamatan dan keamanan adalah faktor terpenting dalam mudik. Tentunya kita juga ingin bertemu dengan sanak saudara dalam kondisi sempurna tanpa kekurangan satu apapun bukan?

***

Dialog Publik (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dialog Publik (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dalam rangka persiapan mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri 1439H yang jatuh pada 15 Juni 2018, Kementerian Perhubungan dan Jasa Raharja menyelenggarakan dialog publik "Persiapan Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2018". Tujuannya adalah menyediakan data dan informasi mengenai potensi, karakteristik dan pola pergerakan pemudik.

Diskusi yang dihelat di JS Luwansa Hotel, Kuningan pada Senin (4/6/2018) dihadiri oleh para pembicara antara lain Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi, Direktur Keamanan dan Keselamatan Korps Lalu Lintas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Chrysnanda Dwilaksana, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Arie Setiadi Murwanto, Direktur Utama PT Jasa Raharja (Persero) Budi Rahardjo Slamet, serta Kepala Badan Litbang Kemenhub Sugihardjo.

Dialog publik ini membahas hasil survei yang dilakukan oleh Badan Litbang Perhubungan dengan menggunakan metode online. 76% dari aplikasi WhatsApp, 14% via website Kemenhub, 2% dari Facebook, 2% dari Line, 1% via Instagram dan 5% dari sumber lainnya. 

Survei ini juga melibatkan 4.075 responden dimana sebanyak 53 persen responden memilih menggunakan kendaraan pribadi, sementara sisanya memilih kendaraan umum dan transportasi mudik gratis.

Ayo Mudik! (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Mudik! (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Salah satu fokus utama pemerintah dalam persiapan angkutan lebaran tahun ini adalah dengan meningkatkan sarana transportasi untuk mudik. Tercatat, untuk transportasi darat bus mengalami peningkatan sebanyak 1,68% sementara kenaikan kereta api ada di rasio 2,37%. Kesiapan transportasi laut juga ikut meningkat dimana kapal roro meningkat 3,5% dan kapal laut sebanyak 1,17%. Sedangkan peningkatan di sektor penerbangan berada di angka 0,93%.

Ditingkatkannya persiapan angkutan lebaran adalah untuk meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi. Perlu diketahui, berdasarkan survei pemudik, 46,7% pemudik lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi alasan lebih cepat, nyaman dan fleksibel. 

Padahal seperti yang sudah kita tahu, tingkat kecelakaan saat mudik cukup tinggi dimana kendaraan pribadi lebih dominan dari risiko crash. Karena itulah pemerintah mengupayakan agar pemudik lebih menggunakan kendaraan umum atau transportasi publik, salah satunya lewat "Mudik Bareng BUMN".

Lewat acara ini, pemudik disediakan alat transportasi secara gratis, termasuk untuk kendaraan roda dua. Minimnya transportasi di kampung halaman membuat pemudik (khususnya pemotor) membawa kendaraannya sebagai alat transportasi selama berada di kampung halaman. Karena itulah Kemenhub juga mengakomodir transportasi untuk mengangkut motor.

Narasumber memaparkan materi (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Narasumber memaparkan materi (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Sebanyak 1.130 bus dengan kuota 50.850 orang, 70 truk dengan kuota 3.150 motor dengan tujuan 32 kota sudah disiapkan. Selanjutnya pemerintah juga menyiapkan 3 kapal penyeberangan dengan kuota 6.000 orang dan 3.000 motor dengan tujuan 3 kota. 6 kapal laut dengan kuota 30.400 orang dan 15.200 motor dengan tujuan 1 kota sudah siap sedia. Tak ketinggalan, kereta api untuk mengangkut 18.096 motor dengan tujuan 32 stasiun juga sudah disediakan. Total kesleuruhan kuota yakni 87.250 orang dan 39.446 motor.

Dengan banyaknya armada transportasi yang disediakan, diharapkan pemudik beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal. Selain untuk menekan angka kecelakaan, penggunaan transportasi mudik juga demi kelancaran dan keselamatan pemudik yang ingin kembali ke kampung halaman. 

Puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada H-6 Lebaran atau Sabtu (9/6/2018). Sementara puncak arus balik diperkirakan terjadi pada H+3 Lebaran, yaitu Selasa (19/6/2018).

Agar suasana jelang mudik tetap kondusif, Kementerian Perhubungan bekerjasama dengan Jasa Raharja agar mudik tetap aman, selamat dan nyaman. Jasa Raharja juga menawarkan kemudahan untuk klaim asuransi melalui program dan aplikasi mudik gratis. 

Kemenhub juga bersinergi dengan Bina Marga untuk persiapan jalur mudik baik jalan arteri, jalan tol dan tol fungsional, serta bekerjasama dengan Korlantas terkait persiapan pengaturan lalu lintas selama arus mudik dan arus balik lebaran 2018 berlangsung.

Waktunya pulang kampung (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Waktunya pulang kampung (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Mudik adalah tentang perjalanan kembali ke kampung halaman, tentang perjalanan untuk berkumpul kembali dengan orang-orang terdekat. Mudik bukan hanya membawa raga, tetapi juga membawa silaturahmi, persahabatan, persaudaraan dan kekeluargaan agar tetap terjaga. Karena sekali lagi, mudik bukan hanya tentang kelancaran tetapi juga keselamatan. Selamat mudik bagi Anda yang ingin pulang kampung. Semoga selamat sampai tujuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun