Padahal seperti yang sudah kita tahu, tingkat kecelakaan saat mudik cukup tinggi dimana kendaraan pribadi lebih dominan dari risiko crash. Karena itulah pemerintah mengupayakan agar pemudik lebih menggunakan kendaraan umum atau transportasi publik, salah satunya lewat "Mudik Bareng BUMN".
Lewat acara ini, pemudik disediakan alat transportasi secara gratis, termasuk untuk kendaraan roda dua. Minimnya transportasi di kampung halaman membuat pemudik (khususnya pemotor) membawa kendaraannya sebagai alat transportasi selama berada di kampung halaman. Karena itulah Kemenhub juga mengakomodir transportasi untuk mengangkut motor.
Dengan banyaknya armada transportasi yang disediakan, diharapkan pemudik beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal. Selain untuk menekan angka kecelakaan, penggunaan transportasi mudik juga demi kelancaran dan keselamatan pemudik yang ingin kembali ke kampung halaman.Â
Puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada H-6 Lebaran atau Sabtu (9/6/2018). Sementara puncak arus balik diperkirakan terjadi pada H+3 Lebaran, yaitu Selasa (19/6/2018).
Agar suasana jelang mudik tetap kondusif, Kementerian Perhubungan bekerjasama dengan Jasa Raharja agar mudik tetap aman, selamat dan nyaman. Jasa Raharja juga menawarkan kemudahan untuk klaim asuransi melalui program dan aplikasi mudik gratis.Â
Kemenhub juga bersinergi dengan Bina Marga untuk persiapan jalur mudik baik jalan arteri, jalan tol dan tol fungsional, serta bekerjasama dengan Korlantas terkait persiapan pengaturan lalu lintas selama arus mudik dan arus balik lebaran 2018 berlangsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H