"Saya di belakang mendengar semuanya dan ikut tertawa," ujarnya yang membuat para komika mati kutu.
Di sesi terakhir dan penutup acara ini, Anies juga menanggapi setiap kelakar yang diutarakan para komika di atas panggung.
"Stand Up Comedy ini adalah acara cerdas dan berkelas, jadi gak usah baper,"tutupnya.
***
Local Stand Up Comedy memang menghadirkan hiburan berbeda. Selama enam jam penonton akan tertawa lepas dan stres pun hilang. Tiket juga dijual mahal agar penonton tersortir. Hanya mereka yang cukup berduit, open minded dan berwawasan luas saja yang bisa menikmati sajian spesial ini.
Menariknya, para komika dapat mengatur ritme dan memberikan materi yang fresh meski komika sebelumnya sukses membuat penonton tertawa lebar. Jadi, penonton selalu terhibur karena komika selanjutnya berhasil membawakan materi baru yang tak kalah mengocok perut.
Belakangan ini masyrakat kita memang telah kehilangan selera humor. Pembahasan berbau sensitif akan berujung pada tuduhan penodaan atau penistaan. Local Stand Up Comedy mencoba mengemas setiap isu-isu sensitif tersebut dalam sebuah seni komedi. Bukan untuk sekedar membully atau memojokkan, tetapi mencoba menghibur dengan menertawakan sesuatu yang sejatinya hanya sebuah guyonan.
No hard feeling. Tentu para komika tak bermaksud menyerang individu atau kelompok dengan materi lawakannya. Semata-mata hanya untuk hiburan agar masyarakat kita tak kehilangan selera humor. Di acara Local Stand up Day, diharapkan para audiens yang datang bukan hanya terhibur tetapi juga menikmati lawakan yang berkelas dan berkualitas.
Akhir kata, semoga kita tidak melupakan selera humor kita dan bisa menikmati humor yang naked dan apa adanya. Karena sekali lagi, itu semua adalah bagian dari seni.