Entah bagaimana respon penonton lain, saya pribadi tidak terlalu terkejut dengan ending yang datar tersebut karena hampir di semua film action selalu menggunakan "twist" yang sama.
Yang menarik dari film ini hanyalah adegan psywar antara polisi dan perampok seolah-olah mereka saling mengawasi pergerakan masing-masing sebelum "pertandingan" yang sebenarnya dimulai. Lalu ada juga strategi cerdas untuk menjebak dan mengalihkan perhatian polisi sebelum Merrimen cs melancarkan aksi perampokan yang sesungguhnya. Adegan tembak-tembakan juga terkesan real, tidak terlalu lebay, namun juga tidak wah.
![Aksi tembak-tembakan (sumber: www.thewrap.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/02/01/74078-ppl-5a732ec35e1373351e1ad462.jpg?t=o&v=555)
Gerard Butler mungkin lebih cocok bermain di film drama romantis, seperti kala ia membintangi P.S. I Love You (2007), jika ia tidak ingin menjadi seperti Nicolas Cage yang kini terjebak pada film action kelas B. Atau namanya mungkin akan tenar sebagai aktor yang hanya mengandalkan otot seperti Vin Diesel atau Dwayne Johnson.
Ah sudahlah, jika Anda ingin melihat Gerard Butler kembali beraksi silakan tonton Den of Thieves yang hanya sekedar film pendukung karirnya. Karena bagi saya peran terbaik Butler hanya di film How to Train Your Dragon (2010 & 2014) sebagai pengisi suara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI